Pelatih Filipina Blak-blakan soal Kualitas Skuad Timnas Indonesia U-19, Sebut Arkhan Kaka Lebih Baik ketimbang Jens Raven
- tvonenews.com - Julio Tri Saputra
Surabaya, tvOnenews.com - Pelatih Filipina, Josep Coco Ferre, berbicara secara terus terang soal kualitas skuad Timnas Indonesia U-19 selagi menyebut Arkhan Kaka lebih baik ketimbang pemain abroad, seperti Jens Raven.
Filipina U-19 sedang berjuang di Piala AFF U-19 2024 dan mengawali turnamen dengan kekalahan telak 0-6 dari Timnas Indonesia U-19 pada Rabu (17/7/2024) malam WIB lalu di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.
Jens Raven mencetak sebuah gol dalam laga itu, namun dia dicadangkan oleh pelatih Indra Sjafri.
Raven nampaknya tidak bisa dimainkan bersamaan dengan Arkhan Kaka karena dia baru masuk setelah sang striker Persis Solo ditarik keluar.
Publik mempertanyakan keputusan Indra Sjafri karena Raven adalah pemain keturunan yang ditempa sepak bola Belanda.
Namun, pelatih Filipina, Josep Coco Ferre, yang notabenenya adalah eks asisten Leonardo Medina di Persis Solo, berbicara jujur kepada pers seusai kemenangan 2-0 atas Timor Leste pada Sabtu (20/7/2024) sore tadi WIB.
Menurutnya, Arkhan Kaka adalah pemain yang lebih karena dia bermain di level top sepak bola Indonesia, yaitu Liga 1.
“Saya beri tahu kalian faktanya. Cara yang baik untuk mengukur [kualitas] pemain bukanlah dari main di luar atau dalam negeri. tetapi level mana yang dia mainkan,” kata Coco pada Sabtu (20/7/2024).
“Ketika kami bermain lawan Indonesia kemarin, Kaka striker kami di Persis Solo. Dia pemain penting di klub. Musim lalu, dia mengambil tempat [Ramadhan] Sananta di beberapa kesempatan,” sambungnya.
“Roni di beberapa kesempatan, dia mengambil tempat pemain asing Roni dan Sananta striker Timnas Indonesia,” tandas Coco.
Eks asisten pelatih Persis Solo itu kemudian mengambil contoh dari para pemain Timnas Indonesia U-19 lainnya, yang berkarier bersama tim-tim Liga 1.
Itu berbeda jauh dengan kualitas para pemain Filipina yang tidak punya kesempatan seperti itu, karena hanya bermain di level non-profesional.
“Contoh lainnya Figo [Dennis], Riski [Afrisal] mereka main di Persija, Barito, mereka main setiap minggu. Mereka main di Liga 1 lawan para pemain dari Brasil, Argentina yang dibayar mahal dan profesional,” lanjut Coco.
Load more