tvOnenews.com - Polemik pemain naturalisasi dalam timnas sepak bola ternyata tak hanya menjadi polemik di Timnas Indonesia saja.
Pemain keturunan Belanda-Indonesia pun mendominasi skuad Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong.
Terbaru, ada Calvin Verdonk dan Ole Romeny yang mengaku dapat ajakan untuk menjalani proses naturalisasi demi bela Timnas Indonesia.
Beberapa negara lain yang menggunakan pemain naturalisasi pun tak lepas dari pro dan kontra.
Termasuk Timnas Maroko yang sudah lebih dulu menggunakan jasa pemain keturunan untuk memajukan sepak bola mereka.
Dikutip dari laman Middle East Eye, Maroko menjadi sorotan setelah berhasil menembus babak semifinal Piala Dunia. Meski hanya menjadi juara keempat, namun prestasi ini menjadi sejarah dari sepak bola Maroko.
Sama seperti Timnas Indonesia, kesuksesan Maroko ini tak lepas dari para pemain diaspora yang juga menjalani proses naturalisasi untuk mendapatkan paspor Maroko.
Bahkan di skuad Piala Dunia, Timnas Maroko memiliki 14 pemain dari 26 pemain yang lahir di luar negeri.
Pemain diaspora ini pun didominasi dari pemain yang lahir dan besar di Eropa. Dimana hubungan tersebut tak lepas dari masa kolonial di Maroko.
Sebut saja Achraf Hakimi yang lahir di Spanyol dan besar di Prancis, dia bahkan tak pernah tinggal di Maroko.
Selain itu, ada pemain Noussair Mazraoui yang lahir dan besar di Belanda namun memiliki darah Maroko dari kedua orang tuanya.
Tentu pro dan kontra pun tak lepas dari cara Maroko memiliki kesuksesan di Piala Dunia. Jalan pintas pun disebut sebagai alasan Federasi Sepak Bola Maroko gencar untuk mencari para pemain diaspora.
Profesor di Universitas Sidi Mohammed Ben Abdellah, Said Saddiki menyebut orang-orang diaspora ternyata merasakan keterikatan yang kuat dengan tanah air mereka.
"Hubungan kuat ini muncul dalam acara besar seperti pertandingan sepak bola," kata Said Saddiki pada MEE.
Diaspora pun sudah melekat pada masyarakat Maroko sejak lama. Profesor Universitas Sharjah, Mohamed Ben Moussa menyebut sudah tak asing jika ada keluarga Maroko yang lahir dan besar di luar negeri.
Hal ini pun mempengaruhi sepak bola yang memiliki tingkat nasionalis lebih tinggi dibandingkan aspek apapun.
"Timnas dipandang mewakili aspek fundamental dari identitas Maraoko modern. Faktanya, tinggal dan sukses di luar negeri seperti para pemain ini menjadi sumber kebanggaan tambahan," kata Mohamed Ben Moussa.
Ben Moussa mengakui masyarakat Maroko tetap menghargai keputusan pemain diaspora ini untuk tetap bermain di TImnas Maroko.
"Masyarakat Maorko menghargai kenyataan bahwa para pemain ini memiliki pilihan untuk bermain di Timnas negara Eropa, namun memilih untuk bermain di negara asal mereka," kata Ben Moussa. (hfp)
Load more