Doha, Qatar – Seperti Indonesia, Ghana ialah negara dengan masyarakat yang majemuk. Tim nasional yang tampil di Piala Dunia 2022 merangkum pemain dari bermacam ras dan agama.
Mohammed Salisu dan Mohammed Kudus membuka peluang Ghana untuk terus bertahan di Piala Dunia 2022. Dengan satu dan dua gol dari Salisu dan Kudus, tim berjuluk The Black Stars menang dramatis 3-2 atas Korea Selatan pada pertandingan kedua Grup H.
Kemenangan pada Senin malam waktu Qatar, atau Selasa (29/11/2022) dini hari WIB, jadi penyeimbang setelah Ghana kalah dengan skor yang sama dari Portugal pada pertandingan pertama. Maka Bintang Hitam mengumpulkan selisih gol berimbang atau 0.
Selisih gol Ghana lebih baik daripada Korea Selatan (-1) yang juga kalah dari head to head. Dua data membuat squad Otto Addo berpeluang lebih besar untuk mendampingi Portugal lolos ke 16 Besar ketimbang rival, termasuk Uruguay di posisi terbawah.
Ghana hendak memastikan kemenangan pada pertandingan terakhir Grup H. The Black Stars bertekad membalas dendam pada musuh lama dari Piala Dunia 2010, Uruguay.
Untuk keberhasilan di FIFA World Cup 2022, Otto Addo meminta dukungan dari masyarakat. Sebelum berangkat ke Qatar, Pelatih kelahiran Jerman memohon seluruh rakyat Ghana untuk berdoa menurut agama masing-masing.
“Umat Islam telah mulai dan Kristen juga berdoa untuk tim nasional. Ini penting kita bisa mendoakan mereka baik-baik saja di Qatar,'' ujar Owusu Boakye Amando, seorang suporter, menanggapi imbauan puasa bersama rakyat Ghana sebelum Piala Dunia 2022.
Bagi sebagian besar rakyat Ghana yang mengenal lebih dari delapan sukubangsa, puasa merupakan ibadah yang sudah umum di negeri dengan penduduk beragama mayoritas Kristen dan Islam.
Keragaman agama dan ras juga terlihat di squad Piala Dunia 2022. Pelatih Otto Addo ialah contoh figur keturunan Ghana yang berasal dari Eropa tapi membela negara leluhur. Sepanjang kiprahnya, Addo bermain di negeri kelahirannya, Jerman, tapi memperkuat tim nasional asal ayahnya.
Otto Addo pun melakukan hal sama saat memegang tim nasional. Ia memanggil banyak pemain dari luar negeri, sebagian bahkan harus melakukan proses naturalisasi untuk bermain bagi Ghana di Qatar 2022.
Addo tidak peduli dari mana pemain berasal, atau dari beragam suku, atau agama. Beragama Kristen, Addo menunjuk kapten dan wakilnya yang merupakan pemain Muslim, abang-adik Andrew Ayew dan Jordan Ayew dari keluarga legenda Ghana, Abedi Ayew Pele.
Sang pelatih tidak memilih Andrew Ayew hanya karena berkarier di Qatar bersama klub Al-Sadd. Addo tidak pula mengangkat Jordan Ayew cuma lantaran kebintangannya di Crystal Palace, Inggris.
Dari total 26 pemainnya untuk bersaing di kejuaraan tertinggi garapan FIFA, Addo tidak memperhatikan bahwa sebanyak 15 orang beragama Islam, termasuk Thomas Partey yang merupakan mualaf.
Pelatih yang pernah bermain di Piala Dunia 2006 yang berlangsung di negara kelahirannya, Jerman, sebenarnya juga bisa membentuk tim dari 11 pemain beragam Kristen, mulai dari kiper Lawrence Ati-Zigi, bek Daniel Amartey, gelandang Daniel-Kofi Kyereh, sampai striker Iñaki Williams.
Tapi mengabaikan soal identitas individu atau kelompok, Otto Addo memadukan kekuatan seluruh anak Ghana. Dan dengan ramuan magis negeri majemuk di kawasan barat Afrika, Addo hendak membawa The Black Stars lolos dari fase grup Piala Dunia 2022. (raw)
Load more