Legenda Chelsea: Trofi Liga Champions yang Terbaik, tapi Atmosfer Stadion GBK Tak Tergantikan!
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com - Gary Cahill, eks bek tangguh Chelsea sekaligus mantan pilar Timnas Inggris, kembali membuka memori manisnya ketika bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada 2013 silam. Momen tersebut disebut masih membekas kuat dalam ingatannya hingga lebih dari satu dekade berlalu.
Kedatangan Chelsea ke ibu kota kala itu bukan sekadar tur pramusim biasa. Klub asal London itu membawa skuad bintang, termasuk legenda hidup John Terry dan penyerang muda yang tengah naik daun saat itu, Romelu Lukaku, ke hadapan publik Indonesia.
- Instagram/@chelseafc
Tidak hanya dua nama besar tersebut, Chelsea juga mengangkut beberapa pemain lain yang punya daya tarik global. Atmosfernya pun langsung menyedot perhatian fans lokal yang sudah lama menantikan klub raksasa Eropa itu menginjakkan kaki di ibu kota.
Laga yang digelar merupakan pertandingan persahabatan melawan tim Indonesia All Stars. Pertarungan itu dicatat sebagai duel prestisius yang mempertemukan kekuatan klub juara Eropa dengan perpaduan pemain terbaik Tanah Air.
Chelsea tampil begitu dominan sejak menit awal pertandingan. Permainan cepat dan solid membuat Indonesia All Stars kewalahan membendung serangan demi serangan dari John Terry dan kolega.
Hasilnya pun tercatat telak. The Blues sukses menutup laga dengan kemenangan besar 8-1, skor yang mencerminkan jarak kualitas permainan antara kedua tim pada pertandingan tersebut.
Meski berstatus uji coba, pertandingan itu diklaim Cahill punya nilai emosional tersendiri. Ia menilai kemenangan meyakinkan itu menjadi modal moral Chelsea sebelum menjalani musim kompetisi bergengsi berikutnya.
- ANTARA
"Kami menang dengan meyakinkan, menurut saya skornya 8-1, maka itu adalah hasil yang bagus bagi kami," kata Cahill dikutip dari Antara.
"Namun stadionnya, saya mengingatnya, bahkan meski itu sudah lama, stadionnya begitu luar biasa. Rasanya ada sekira 8.000 orang yang menyaksikannya. Para penggemar di sini begitu luar biasa. Sangat menakjubkan," tambahnya.
Pernyataan Cahill tentang GBK kemudian ramai digaungkan publik sepak bola nasional. Stadion terbesar di Indonesia itu memang dikenal punya pesona megah dan aura yang sulit dilupakan pemain asing yang pernah merasakannya secara langsung.
Lebih jauh, Cahill juga menyinggung puncak kariernya sebagai pemain profesional. Ia tanpa ragu menyebut, momen menjuarai Liga Champions musim 2011/2012 menjadi pencapaian paling monumental sepanjang perjalanan kariernya.
"Saya selalu memilih Liga Champions, yang mungkin sedikit saya favoritkan ketimbang (keberhasilan menjuarai) Liga Inggris," kata Cahill.
Cahill menilai Liga Champions bukan cuma soal trofi, melainkan tentang mimpi dan legitimasi seorang pemain di level tertinggi sepak bola dunia. Ia bahkan menyebut gelar tersebut sebagai impian yang menjadi kenyataan bagi dirinya dan rekan–rekannya.
"Tentu saja Liga Champions adalah kompetisi model piala terbaik yang bisa saya menangi. Itu adalah impian yang menjadi kenyataan bagi saya dan rekan-rekan setim," tutur Cahill.
Selain bicara trofi, Cahill juga menyinggung sosok pemain paling berbakat yang pernah jadi rekan setimnya. Ia memberikan pujian tinggi kepada Eden Hazard, gelandang serang Belgia yang pernah jadi idola publik Stamford Bridge.
"Salah satu pemain paling berbakat yang pernah bermain bersama saya adalah Eden Hazard. Menurut saya, ia begitu sensasional saat masih berada di Stamford Bridge. Untuk kemampuan alami, Eden Hazard merupakan pemain yang istimewa. Ia adalah salah satu pemain yang para penggemar menginginkan keberadaannya di tim mereka," ujar Cahill.
Nama Cahill sendiri identik dengan era kejayaan Chelsea di dekade 2010-an. Ia berseragam The Blues mulai 2012 hingga 2019 dan turut berkontribusi dalam berbagai gelar domestik maupun Eropa.
Selama tujuh tahun pengabdian, Cahill sukses membantu Chelsea menjuarai Liga Inggris musim 2014/2015 dan 2016/2017, serta Liga Champions 2012. Rekam jejaknya kini tetap dihormati sebagai salah satu bek terbaik yang pernah dimiliki klub London Barat itu.
(igp/yus)
Load more