Jurnalis Italia Salahkan 1 Pemain AC Milan Saat Ditahan Imbang Parma: Blunder yang Tak Bisa Diterima!
- REUTERS/Ciro De Luca
Jakarta, tvOnenews.com – Hasil imbang 2-2 yang diraih AC Milan saat menghadapi Parma menyisakan banyak kritik tajam. Salah satunya datang dari jurnalis Italia, Andrea Longoni, yang menilai kesalahan Pervis Estupinan menjadi titik balik utama yang membuat Rossoneri gagal meraih kemenangan.
AC Milan sejatinya sudah unggul dua gol dan terlihat nyaman menguasai permainan. Mereka mendominasi penguasaan bola dan membuat laga seolah berada di bawah kendali penuh.
Namun jelang babak pertama berakhir, petaka datang dari sisi kiri pertahanan. Estupinan kalah duel fisik yang berujung pada gol balasan Parma dan mengubah arah pertandingan secara drastis.
Dalam kolomnya di MilanNews, Longoni menilai kesalahan itu tidak bisa diterima di level kompetisi tertinggi. Ia menegaskan bahwa Milan kembali menunjukkan kelemahan klasik: kehilangan fokus saat menghadapi tim-tim papan bawah.
“Milan membuang laga yang seharusnya bisa dimenangkan dengan mudah setelah unggul dua gol,” tulis Longoni. “Ini dosa besar bagi tim yang punya ambisi besar, apalagi mereka sudah sering kehilangan poin dari tim lemah.”
Longoni mencatat bahwa Milan telah kehilangan tujuh poin penting dari laga melawan Cremonese, Pisa, dan Parma. “Padahal sebelum pertandingan ini, Parma baru mencetak lima gol di liga, namun bisa mencetak dua ke gawang Milan,” tambahnya.
Ia juga menyoroti kesalahan individu Estupinan yang dianggap tak pantas dilakukan oleh pemain berpengalaman. “Dalam posisi unggul bola, Anda tidak boleh kehilangan penguasaan seperti itu. Estupinan hampir berusia 28 tahun, dan kesalahannya lebih pantas dilakukan pemain muda yang belum berpengalaman.”
Setelah kebobolan, performa Milan disebut langsung menurun drastis. Menurut Longoni, tim seperti kehilangan semangat dan membiarkan lawan mendominasi jalannya pertandingan.
“Meski Parma memperkecil kedudukan, Milan tidak boleh berhenti bermain dan menyerah begitu saja,” tegasnya. “Ini masalah mental yang serius dan butuh kerja keras untuk diperbaiki.”
Longoni menambahkan bahwa krisis mental di babak kedua lebih berbahaya daripada sekadar kesalahan teknis. Ia menyebut tim asuhan Stefano Pioli masih lemah dalam menjaga fokus dan kestabilan ketika mendapat tekanan.
Load more