Berita AC Milan: Blak-blakan The Next Pogba Ogah Gabung Rossoneri dan Pilih Main di Liga Jerman
- x.com/OfficialASRoma
Jakarta, tvOnenews.com – Manu Kone akhirnya buka suara mengenai alasan dirinya menolak kesempatan bergabung dengan AC Milan. Gelandang asal Prancis itu mengaku lebih memilih Jerman sebagai langkah tepat dalam perjalanan kariernya.
Nama Kone memang sudah lama dikaitkan dengan Milan sejak masih membela Toulouse. Namun pada 2021, ia justru memilih hengkang ke Borussia Monchengladbach di Bundesliga.
Keputusan tersebut bukan tanpa pertimbangan. Menurut Kone, pindah ke Jerman saat itu lebih ideal untuk pengembangan kariernya.
Milan sempat kembali mencoba mendekatinya pada bursa transfer musim panas 2024. Namun Rossoneri gagal melakukan pergerakan konkret karena tidak berhasil melepas Ismael Bennacer.
Sementara itu, AS Roma justru sukses mengamankan tanda tangan Kone. Klub ibu kota Italia itu memboyongnya dengan skema pinjaman plus kewajiban membeli senilai 18 juta euro.
Bersama Roma, Kone langsung menjadi pilar penting di lini tengah. Ia bahkan mencatatkan menit bermain penuh sejak awal musim hingga sekarang.
Dalam wawancara dengan Corriere della Sera, Kone mengenang cerita di balik kegagalannya berseragam Milan. Ia mengaku memang sempat melakukan kontak dengan manajemen Rossoneri.
“Saya memang berbicara dengan Milan, itu benar,” ujar Kone. “Massara menghubungi saya, tapi untuk perkembangan karier, saat itu keputusan tepat adalah pergi ke Borussia.”
Kone menambahkan bahwa pertemuannya kembali dengan Ricky Massara di Roma menjadi momen spesial. Baginya, perjalanan karier seperti sebuah siklus yang akhirnya kembali bertemu di titik yang sama.
“Lalu di Roma saya bertemu lagi dengan Massara,” lanjut Kone. “Siklusnya akhirnya tertutup juga, bukan?” katanya sambil tersenyum.
Kini, Kone fokus sepenuhnya bersama Roma. Performa konsisten di Serie A dan kompetisi Eropa membuat namanya kembali diperhitungkan dalam bursa transfer mendatang.
Meski Milan gagal memboyongnya, peluang untuk kembali mengejar tanda tangannya masih terbuka. Namun semua itu bergantung pada bagaimana Roma mengelola aset berharga di lini tengahnya.
(sub)
Load more