‘Wonderkid’ 37 Tahun Inter Milan Bongkar Kondisi Ruang Ganti Sebelum Dibantai 5-0 di Final Liga Champions: Kami Terlalu Jemawa
- REUTERS/Kai Pfaffenbach
Jakarta, tvOnenews.com – Francesco Acerbi kembali mengenang kekalahan memalukan Inter Milan di final Liga Champions 2025 melawan Paris Saint-Germain. Bek senior itu mengungkap suasana ruang ganti sebelum laga di Munich.
Inter masuk ke final dengan modal besar usai menyingkirkan raksasa seperti Bayern Munchen dan Barcelona. Para pemain disebut Acerbi sangat percaya diri menghadapi PSG.
Namun hasil di lapangan justru jauh dari harapan. Nerazzurri dihantam habis-habisan dan kalah telak 0-5.
- REUTERS/Alessandro Garofalo
Kekalahan itu juga menjadi laga terakhir Simone Inzaghi sebagai pelatih Inter. Sang allenatore resmi meninggalkan klub sebulan kemudian.
Acerbi tampil sebagai pemimpin di lini belakang pada pertandingan tersebut. Sayangnya, kecepatan lini depan PSG terlalu sulit dibendung.
Dalam salah satu final paling timpang dalam beberapa tahun terakhir, Les Parisiens tampil sempurna. Kemenangan itu pun menghadirkan gelar Liga Champions pertama bagi PSG.
Meski banyak pihak menilai Inter sudah kelelahan, Acerbi membantah anggapan tersebut. Ia menegaskan tim sebenarnya siap secara fisik maupun mental.
“Setelah pertandingan, kami hanya saling menatap,” ujar Acerbi kepada Sky Sport. “Kami bahkan tidak marah karena laga sudah selesai begitu cepat.”
Ia mengaku melihat ada kelelahan mental akibat jadwal padat sebelum final. Inter harus berjibaku di liga dan menghadapi tim-tim top Eropa.
“Kami sudah menguras banyak energi sebelum melawan PSG,” tambah Acerbi. “Setelah mengalahkan Bayern dan Barcelona, kami terlalu percaya diri bisa menang.”
Menurutnya, tekanan besar justru membuat skuad Inter tidak tampil maksimal. PSG yang tampil sempurna memanfaatkan kondisi tersebut dan memberi pelajaran pahit.
Meski begitu, Acerbi menegaskan Inter tidak boleh terus larut dalam kegagalan. Ia menilai tim harus segera bangkit dan melangkah maju.
“Kekalahan itu memang sangat menyakitkan,” kata Acerbi. “Tapi sekarang waktunya reset dan fokus lagi, seperti halnya dalam hidup,” tutup pemain berusia 37 tahun itu.
(sub)
Load more