Kontroversi di Laga Real Madrid Vs Marseille, Suporter Diminta Buang Bendera Palestina oleh Sekuriti Santiago Bernabeu
- REUTERS/Juan Medina
Jakarta, tvOnenews.com -Kabar yang diedarkan oleh media Spanyol mengungkap kehebohan di laga antara Real Madrid kontra Olympique Marseille, ketika seorang suporter diminta membuang bendera Palestina.
Los Blancos membuka petualangan mereka di Liga Champions pada Rabu (17/9/2025) dini hari tadi WIB dengan menjadi tuan rumah untuk Marseille di Santiago Bernabeu.
Mereka tertinggal lebih dulu sejak menit ke-22 akibat sebuah serangan balik yang sukses diselesaikan oleh Timothy Weah dengan tendangan kerasnya dari dalam kotak penalti.
- REUTERS/Juan Medina
Namun, Madrid hanya memerlukan waktu enam menit untuk menyamakan skor setelah Rodrygo Goes dilanggar di kotak terlarang.
Kylian Mbappe maju sebagai eksekutor dan sukses melaksanakan tugasnya dengan baik, skor menjadi 1-1 dan itu bertahan hingga jeda turun minum.
Madrid kehilangan sang kapten, Dani Carvajal, akibat dikartu merah pada menit ke-72, namun justru berbalik unggul sembilan menit kemudian.
Lagi-lagi melalui penalti, gol Mbappe membantu tim asuhan Xabi Alonso meraih tiga poin penuh lewat kemenangan 2-1.
- ANTARA
Di luar lapangan, sebelum laga digelar, nyatanya sempat ada kehebohan sebagaimana diungkap oleh media Spanyol, Marca.
Seorang suporter Marseille yang datang ke Bernabeu diminta melepaskan atribut bendera Palestina saat hendak memasuki stadion.
“Tidak, bendera itu tidak boleh,” demikian kata seorang pengaman alias sekuriti di Santiago Bernabeu, dilansir dari Marca.
“Bendera Palestina tidak diperbolehkan masuk ke Santiago Bernabeu dalam laga Liga Champions malam ini antara Real Madrid dan Olympique Marseille,” tambah Marca.
??? “La bandera no, la bandera no pasa”. No se puede acceder con una bandera de Palestina esta noche al partido de Champions entre Real Madrid y Olympique Marsella en el Bernabéu.
— MARCA (@marca) September 16, 2025
? @jigochoa pic.twitter.com/Gl8YRnJ0wz
Hal ini mengundang reaksi para netizen, dan banyak yang membandingkannya dengan tindakan UEFA ketika Ukraina dinvasi Rusia.
UEFA memang melarang pesan politik untuk disampaikan di laga-laga yang berada di bawah naungan mereka, namun itu justru terjadi ketika situasi Ukraina dan Rusia memanas pada 2022 lalu. (rda)
Load more