Kepada Media Inggris, Ole Romeny Curhat setelah Dapat Kritik Pedas dari Pendukung Oxford United karena Mandul padahal Ditransfer dengan Harga Mahal
- Laman Oxford United
Jakarta, tvOnenews.com - Calon penyerang Timnas Indonesia, Ole Romeny angkat bicara soal performanya di Oxford United yang mulai mendapatkan kritik.
Oxford United mendatangkan Ole Romeny dari FC Utrecht dengan biaya transfer mencapai Rp32 miliar pada bursa transfer musim dingin.
Namun, Ole Romeny tampak masih kesulitan untuk membuka keran golnya setelah melalui lima pertandingan bersama Oxford United.
Padahal, pemain berusia 24 tahun ini diharapkan mampu menjadi mesin gol tim milik pengusaha Indonesia tersebut.
- Oxford Untied
Apalagi, pada saat masih memperkuat FC Utrecht pada setengah musim sebelumnya, dia mampu mencatatkan 2 gol dari 13 laga.
Tekanan pun mulai mengarah ke Romeny, karena biaya transfer yang harus dikeluarkan Oxford United tidak sebanding dengan performnya.
Ole Romeny mengatakan bahwa saat ini kondisinya cukup baik, meski mengharapkan menit bermain yang lebih banyak di klub barunya.
"Saya sangat senang bisa bermain. Saya merasa baik-baik saja. Tentu saja, saya ingin bermain di setiap pertandingan," kata Romeny dikutip dari BBC pada Rabu (26/2/2025).
- Instagram - @oleromeny
"Saya datang ke sini untuk bermain dan menjadi bagian penting bagi tim, dan itulah satu-satunya hal yang saya pedulikan. Saya harus mencetak gol," sambungnya.
Dia pun mengetahui bahwa kini mulai ada tekanan kepadanya untuk menampilkan performa impresif dan mendulang banyak gol.
Namun, Romeny memilih fokus untuk terus meningkatkan permainannya dan membantu Oxford United mencapai tujuan.
"Tekanan selalu ada. Di mana pun Anda bermain. Saya menikmati sepak bola, jadi saya tidak terlalu memikirkan hal-hal lainnya," ucapnya.
- Kolase tvOnenews.com/ Oxford United
Pelatih Oxford United, Gary Rowett, biasanya menggunakan formasi dengan striker tunggal, yang jika tidak berjalan akan membuat pemain tersebut terisolasi.
Bagi Ole Romeny, bermain dengan hanya satu striker tunggal bukan masalah baginya.
"Anda harus kuat, menguasai bola, dan menjadi titik istirahat bagi tim. Saya rasa saya bisa melakukan itu," kata Romeny.
Load more