Gempa Turki dan Ulang Tahun Tragis Pelatih Kasimpasa, Selcuk Inan, yang Jadi Korban
- fanatik
tvOnenews.com – Tak terbayang oleh Selcuk Inan saat pulang kampung justru ia terjebak dalam bencana. Gempa Turki jadi kado pahit untuk ulang tahunnya pada 10 Februari 2023.
Selcuk Inan ialah mantan pemain tim nasional Turki yang kini jadi pelatih Kasimpasa. Ia memimpin timnya melawan tuan rumah Hatayspor, beberapa jam sebelum Gempat Turki terjadi.
Pasukannya kalah tragis oleh Hatayspor karena gol pada injury time babak kedua. Gol berasal dari pemain pengganti tuan rumah yang baru main beberapa menit sebelum menjadi penentu kemenangan 1-0 pada lanjutan Liga Turki.
Tapi kejadian lebih memilukan terjadi sesudah pertandingan. Tim Kasimpasa belum pulang dari Hatay saat gempa hebat menggoncang Turki Selatan.
Dan si pembuat gol untuk Hatayspor pun menjadi korban – dengan kabar yang simpang-siur tentang keberadaan Christian Atsu.
Sebagian media melaporkan, Christian Atsu sedang dalam perawatan di rumah sakit karena patah kaki. Tapi rekannya, Kevin Soni, menyatakan, beberapa pihak sengaja menyebut Atsu selamat agar tidak merisaukan keluarga dan masyarakat.
Selcuk Inan Saksi Gempa Turki
Pernyataan Kevin Soni hampir setara dengan kisah Selcuk Inan, pelatih Kasimpasa yang menyaksikan banyak kematian di Hatay.
"Kami pergi untuk pertandingan melawan Hatayspor. Kami akan tinggal di sana setelah pertandingan karena kondisi cuaca buruk untuk kembali ke Istanbul. Memanfaatkan situasi ini, saya pulang kampung, mengunjungi orang tua dan menginap,” ujar Inan yang berasal dari Iskanderon di Provinsi Hatay.
“Moga Tuhan tidak membiarkan siapa pun mengalami hal seperti itu. Semua orang mengatakan ‘saya melihat kematian’, seperti itu keadaannya. Saya bisa melihat ke luar rumah tetapi tidak bisa keluar,” cerita Selcuk Inan setelah kejadian.
“Saya bukan orang dengan kesadaran gempa yang sangat tinggi. Keluarga saya juga tidak sadar. Saya berada di lantai dua, saya segera turun ke bawah. Pintu keluar tertutup. Ada pintu besi yang terbuka ke arah balkon, kami berpegangan di situ agar tak tercampak," lanjut Inan.
"Secepat kilat, Anda membayangkan orang-orang yang Anda cintai. Setelah gempa berakhir, kami naik ke atas untuk menjemput orang tua saya. Tapi sulit, lemari terbalik. Itu situasi yang sulit.”
Load more