Kekacauan Tragedi Kanjuruhan terjadi karena pihak keamanan memilih untuk melepaskan tembakan gas air mata ke arah tribun. Padahal induk sepakbola dunia FIFA melarang penggunaan tembakan gas air mata di sebuah pertandingan sepakbola.
FIFA Stadium Safety and Security Regulations pasal 19 b menyatakan: "Tidak ada senjata api atau gas yang dibawa atau digunakan untuk mengendalikan kerumunan."
Berbagai pihak juga menyadari perlu penyeragaman pemahaman di pihak keamanan dalam menangani pertandingan olahraga yang berbeda dengan mengatasi demonstrasi.
"Harus ada evaluasi. Aparat keamanan harus mengikuti standar yang dituangkan dalam aturan FIFA soal regulasi pengamanan stadion, jangan mempunyai persepsi sendiri," ucap Tobias yang mewakili harapan seluruh suporter bahwa Tragedi Kanjuruhan merupakan peristiwa terakhir di Tanah-Air. (ant/raw)
Load more