Menurutnya, tregedi maut tersebut terjadi karena tindakan yang kurang tegas dan tidak preventif dari pelaku sepak bola di Indonesia.
"Tragedi di Stadion Kanjuruhan bukan soal rivalitas, melainkan fanatisme sempit yang kebablasan sehingga membuat banyak korban meninggal," jelasnya.
Selain itu, Akmal menyoroti soal jumlah penonton yang melebihi batas kapasitas Stadion Kanjuruhan, yang mana telah disepakati sebanyak 25 ribu tiket.
Namun, Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC menyatakan tiket untuk pertandingan melawan Persebaya mencapai 45 ribu untuk derbi Jawa Timur tersebut.
"Jumlah penonton yang hadir itu melebihi kapasitas yang diberikan sehingga mimbulkan penonton berjubel di stadion," imbuhnya.
Selanjutnya, Akmal mengatakan tragedi itu bisa terjadi karena jadwal pertandingan yang dilakukan larut malam, sehingga potensi korban jiwa bisa terus-menerus terjadi bila tidak ada evaluasi dan kejelasan aturan tersebut.
"Kami sudah kerap menyampaikan PSSI dan LIB seharusnya merivisi ulang jadwal pertandingan sepak bola yang larut malam. Sebab, itu sangat mengganggu keamanan dan kenyataannya sudah ada banyak korban selain tragedi Kanjuruhan," tambahnya.
Load more