Apa Kabar Kekey Zakaria? Eks Bintang Persib Bandung yang Pernah Dipuji Mantan Pelatih Barcelona
- Instagram @kekeyb18
tvOnenews.com - Nama Kekey Zakaria tak bisa dipisahkan dari salah satu periode paling gemilang dalam sejarah Persib Bandung.
Bagi Bobotoh era 1990-an, penyerang bernomor punggung 18 ini bukan sekadar pemain pelapis, melainkan bagian penting dari mesin juara Maung Bandung.
Kekey tercatat sebagai anggota skuad legendaris Persib yang sukses mencetak sejarah dengan menjuarai dua kompetisi resmi secara beruntun: Perserikatan 1993–1994 dan Liga Indonesia musim perdana 1994–1995.
Hingga kini, pencapaian tersebut masih tergolong langka di kancah sepak bola nasional.
Perjalanan Kekey menuju level elite tidak terjadi dalam semalam.
- ist
Ia lahir di Subang pada 5 Mei 1968 dan memulai karier sepak bola dari lingkungan yang sederhana.
Kesempatan besar datang saat Pesma FC, tim internal Persib, melakoni laga uji coba di Subang.
Dalam pertandingan itu, Kekey yang masih berusia 17 tahun tampil membela tim lokal dan langsung mencuri perhatian setelah mencetak gol.
Aksi tersebut membuat pengurus Pesma FC tertarik membawanya ke Bandung.
Keputusan hijrah dari kampung halaman menjadi langkah penting.
Kekey tinggal di rumah kakeknya dan mulai berkompetisi bersama Pesma di ajang internal Persib.
Perlahan, kemampuan teknik, kecepatan, dan naluri mencetak golnya semakin terasah.
Ia kemudian mengikuti seleksi Persib Junior dengan persaingan yang sangat ketat.
Meski gagal menembus tahap akhir Persib U-23, jalan Kekey justru berbelok ke arah tak terduga: ia dipanggil untuk bergabung dengan tim senior Persib.
Masuk ke skuad utama, Kekey sadar dirinya belum siapa-siapa.
Lini depan Persib saat itu dihuni nama-nama besar, salah satunya Ajat Sudrajat. Alih-alih berkecil hati, Kekey memilih banyak belajar dan menyerap pengalaman.
Atmosfer kekeluargaan di tubuh Persib menjadi faktor penting dalam perkembangan kariernya.
Para senior seperti Ajat Sudrajat, Suryamin, Dede Iskandar, hingga Iwan Sunarya memberi bimbingan, baik soal teknik maupun mental bertanding.
Sosok Ajat menjadi mentor utama yang membentuk karakter Kekey sebagai penyerang.
Demi mendapatkan menit bermain lebih banyak, Kekey sempat meninggalkan Bandung untuk memperkuat Persegres Gresik dan Petrokimia Putra.
Lebih dari dua tahun berkiprah di Gresik membuat kualitas permainannya meningkat signifikan.
Performa itulah yang akhirnya membuat Persib memanggilnya pulang.
Pada 1991, atas permintaan Ketua Umum Persib saat itu, Ateng Wahyudi, Kekey kembali ke Bandung untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Ajat Sudrajat.
Kepulangan Kekey langsung berbuah kepercayaan. Ia menjadi pilihan utama di lini depan dan dipasangkan dengan Sutiono Lamso.
Duet ini dikenal sebagai salah satu kombinasi striker lokal paling berbahaya di masanya.
Puncak karier Kekey bersama Persib terjadi pada musim Perserikatan 1993–1994.
Maung Bandung keluar sebagai juara setelah menundukkan PSM Ujung Pandang 2-0 di partai final. Gelar tersebut menjadi penutup manis era Perserikatan.
Sejarah kembali tercipta semusim kemudian. Persib sukses menjuarai Liga Indonesia 1994–1995 usai mengalahkan Petrokimia Gresik 1-0 di final.
Kekey berkontribusi besar, termasuk mencetak gol penting ke gawang Barito Putera di semifinal.
Rangkaian gol krusial yang ia lesakkan mengukuhkan Persib sebagai satu-satunya tim yang mampu menjuarai dua kompetisi resmi secara beruntun pada masa itu.
Salah satu episode paling istimewa dalam perjalanan Kekey terjadi pada Januari 1994.
Pelatih legendaris Belanda, Rinus Michels, arsitek Total Football dan mantan pelatih FC Barcelona, menyaksikan langsung laga Persib kontra Persiraja Banda Aceh di Stadion Siliwangi.
Persib menang telak 4-0. Kekey yang masuk sebagai pemain pengganti berhasil mencetak gol.
Seusai pertandingan, Michels secara khusus memuji pergerakan kesit Kekey yang dinilainya sangat merepotkan pertahanan lawan.
Pujian dari sosok kelas dunia itu datang di saat krusial.
Sebelumnya, Kekey sempat berada dalam periode sulit, sering menerima kritik dan lebih banyak mengawali musim dari bangku cadangan.
Komentar Michels menjadi suntikan kepercayaan diri yang luar biasa.
Sejak momen tersebut, performa Kekey terus menanjak dan ia tampil konsisten hingga fase-fase penentuan kompetisi.
Setelah gantung sepatu, Kekey Zakaria memilih jalur berbeda dari banyak mantan pesepak bola.
Ia berkarier sebagai aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan kini bertugas di Karawang.
Kesibukan pekerjaan membuatnya belum sepenuhnya kembali ke dunia sepak bola profesional.
Meski demikian, kecintaannya pada olahraga ini tetap terjaga.
Kekey sempat melatih sekolah sepak bola usia dini di Bandung dan Subang, sebuah peran yang ia nikmati sepenuh hati.
Di sela aktivitas, ia masih rutin berolahraga, bersepeda, dan sesekali bermain sepak bola bersama para mantan pemain Persib dalam ajang silaturahmi.
(tsy)
Load more