Dari Main di UEFA Intertoto Cup hingga Jatuh Cinta dengan Indonesia: Cerita Dragan Djukanovic, Pelatih Serbia Penemu Bakat Pratama Arhan
- Doc.Dragan Djukanovic
Jakarta, tvOnenews.com - Pernah mencicipi kerasnya kompetisi UEFA, Dragan Djukanovic kini justru jatuh hati pada sepak bola Indonesia. Pelatih asal Serbia yang dikenal sebagai penemu bakat Pratama Arhan ini memiliki kisah perjalanan karier yang sarat makna.
Nama Dragan Djukanovic bukan sosok asing di kancah sepak bola internasional, mengingat rekam jejaknya melatih berbagai klub di Serbia, Montenegro, hingga Yunani. Juru taktik berlisensi UEFA Pro tersebut memiliki portofolio mentereng di Eropa sebelum akhirnya menjejakkan kaki di sepak bola Indonesia yang penuh dinamika.
Pengalamannya di Benua Biru terbilang impresif, salah satunya saat membawa OFK Belgrade melaju hingga babak perempat final UEFA Intertoto Cup musim 2008/2009. Dalam ajang antarklub Eropa itu, timnya sempat menang 1-0 di kandang atas wakil Yunani, FC Panionios, meski harus tersingkir pada laga tandang.
Kepiawaian Dragan dalam meramu strategi juga terbukti di negara asalnya. Ia sukses mengantar Lovćen FC menembus final Piala Montenegro dan mencatatkan prestasi bersejarah bagi klub tersebut.
Keberhasilan itu mengantarkan Dragan menyabet penghargaan sebagai pelatih terbaik Montenegro pada masanya. Pengakuan tersebut menjadi bukti kapasitasnya sebagai pelatih dengan visi dan karakter kuat.
Sebelum berlabuh di Indonesia, sentuhan tangan dingin Dragan juga sempat dirasakan di Asia Selatan. Ia mencatat sejarah sebagai pelatih pertama yang membawa Sheikh Russell dari Bangladesh lolos ke fase berikutnya di ajang AFC Cup.
- Doc.Dragan Djukanovic
Pada 2016, Dragan mengambil keputusan besar dengan meninggalkan zona nyaman Eropa demi menerima tantangan dari Borneo FC. Ia mengaku tertarik dengan proyek jangka panjang yang ditawarkan klub asal Samarinda tersebut.
“Saya bisa katakan bahwa saya tidak salah pilih, satu setengah tahun di Borneo sangat indah dan sukses, begitu juga kemudian di Semarang,” ujar Dragan kepada tvOnenews.com saat mengenang awal kiprahnya di Indonesia. Pengalaman itu menjadi titik balik yang memperkuat kedekatannya dengan sepak bola Tanah Air.
Di level nasional, Dragan dikenal sebagai pelatih yang piawai memoles bakat muda yang sebelumnya kurang mendapat perhatian. Filosofi tersebut ia terapkan secara konsisten dalam membangun tim.
“Memang benar saya selalu membangun tim dengan pemain muda, dan itu menjadi ciri khas saya sebagai pelatih,” ungkapnya. Pendekatan ini membuat banyak pemain berkembang pesat dalam waktu relatif singkat.
Ia pun menyebut sejumlah nama yang berhasil diorbitkannya. “Di Borneo ada Puhiri, Ridho, Hamisi, dan Kurniawan, sementara di Semarang muncul Arhan, Dewangga, Eka, hingga Vedha,” kenangnya dengan nada bangga.
Menurut Dragan, talenta muda Indonesia sejatinya memiliki kualitas yang sangat baik. Mereka hanya membutuhkan pemahaman taktik dan arahan yang jelas agar potensinya benar-benar keluar.
- Doc.Dragan Dukanovic
“Pemain muda Indonesia punya potensi besar, mereka hanya perlu dilatih secara taktik, dan setelah itu mereka akan sangat berterima kasih kepada tim,” tegasnya. Ia menilai disiplin dan struktur permainan menjadi kunci utama.
Namun, menerapkan standar Eropa di Indonesia bukan perkara mudah. Dragan mengakui proses awalnya cukup berat, terutama dalam menanamkan mentalitas kerja keras.
“Memang sulit di awal, tetapi ketika pemain melihat hasilnya dan merasa menjadi lebih baik, mereka akan mulai mendengarkan dan ingin belajar,” jelasnya. Proses tersebut menurutnya membutuhkan kesabaran dan konsistensi.
Bagi Dragan, trofi juara memang penting sebagai pencapaian profesional. Namun kebanggaan terbesarnya justru datang ketika melihat anak didiknya berhasil menembus Timnas atau menjadi pemain besar.
“Saya sangat bangga dan senang bisa membantu anak-anak muda mencapai impian mereka,” tuturnya. Momen tersebut menjadi kepuasan tersendiri yang sulit tergantikan.
Menutup pembicaraan, Dragan memberikan apresiasi tinggi kepada suporter Indonesia. Ia menilai dukungan fan menjadi kekuatan utama sepak bola nasional.
“Suporter adalah kekuatan dan keindahan terbesar sepak bola Indonesia,” pungkasnya penuh semangat. Ia berharap dukungan tersebut terus dijaga demi kemajuan sepak bola Tanah Air.
(sub)
Load more