Damai di Tribun SUGBK, Ferry Paulus Isyaratkan Regulasi Larangan Suporter Away Bisa Direvisi
- tvOnenews/Ilham Giovani Pratama
Solo, tvOnenews.com - Regulasi larangan suporter away di kompetisi sepak bola Indonesia kembali memunculkan perdebatan hangat di ruang publik. Kebijakan yang awalnya diterapkan untuk mencegah potensi bentrokan di laga tandang itu kini dinilai perlu dievaluasi menyusul meningkatnya kedewasaan suporter.
Operator Super League, I.League, sebenarnya masih mempertahankan rekomendasi tanpa suporter tim tamu di semua pertandingan. Namun fakta di beberapa laga besar memperlihatkan bahwa skema pengawalan dan manajemen tribune bisa berjalan aman, tertib, dan tanpa gangguan keamanan.
Isu ini semakin menguat ketika partai sarat sejarah antara Persija Jakarta dan PSIM Yogyakarta tersaji di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat malam lalu. Laga tersebut menjadi bukti bahwa rivalitas klub tidak harus berbanding lurus dengan permusuhan di luar stadion.
Dari luar arena pertandingan, keharmonisan kedua kelompok suporter, The Jakmania dan Brajamusti, menjadi sorotan positif yang menenggelamkan narasi negatif tentang fanatisme berlebihan. Sambutan hangat dari basis tuan rumah memberikan pesan kuat bahwa kultur suporter Indonesia sudah bergerak ke arah yang lebih dewasa.
Direktur Utama I.League, Ferry Paulus, secara terbuka memuji dan menyinggung banyaknya contoh laga yang tetap damai meski dihadiri suporter away. Ia menilai bahwa sudah ada bukti valid bahwa suporter tandang bisa hadir dalam jumlah besar tanpa memicu insiden di tribun maupun area stadion.
"Ya, kan sudah banyak contoh memang. Memang sudah beberapa contoh suporter tamu datang, kemudian juga rapi, enggak ada insiden, bahkan dengan jumlah yang relatif bisa dibilang banyak," ujar Ferry Paulus di Stadion Sriwedari, Solo, Sabtu (29/11/2025).
Pernyataan Ferry itu bukan tanpa dasar, karena laporan matchday menunjukkan pola kedatangan suporter tim tamu di sejumlah laga sepanjang 2025 berlangsung kondusif. Hal ini termasuk skema penempatan tribun terpisah, jalur masuk suporter yang teregistrasi, serta koordinasi intensif antara SLO, klub, dan aparat kepolisian.
Momen di Jakarta menjadi penting karena menyentuh angka kehadiran suporter PSIM yang cukup signifikan. Hal ini menjadi sorotan karena jarang sekali laga dihadiri suporter away dalam skala ribuan dengan pengelolaan keamanan yang tetap berjalan rapi.
“Kemarin itu informasinya sampai 5 ribu. Lima ribu dari PSIM. Dan rasanya ya mudah-mudahan rekomendasi dari liga melihat baiknya penonton yang hadir,” kata Ferry Paulus.
Ungkapan Ferry Paulus itu memantik harapan agar kepatuhan dan ketertiban suporter tim tamu bisa menjadi ‘bahan bakar’ untuk mendorong pencabutan regulasi larangan suporter tandang. Ia menyiratkan bahwa sinyal perubahan regulasi bisa terbuka jika laporan keamanan terus menunjukkan tren positif.
“Terutama tim tamu, juga bisa mendorong regulasi itu dicabut, mungkin dengan beberapa syarat atau syarat tertentu kali, berdasarkan keinginan atau ketetapan dari kepolisian. Saya pikir skenarionya banyak lah untuk bisa diolah ke arah sana,” jelas Ferry.
Hal tersebut memunculkan optimisme bahwa I.League dan kepolisian bisa menyusun berbagai skenario pencabutan larangan suporter away, terutama dengan model rule by case dan sistem bersyarat. Pilihan regulasi bersyarat ini dinilai lebih relevan dibanding pelarangan total yang berlaku di seluruh laga.
Pertandingan sarat gengsi antara Persija Jakarta melawan PSIM Yogyakarta sukses menorehkan sejarah baru di panggung Super League 2025/2026. Duel kedua kesebelasan itu berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan Macan Kemayoran.
Sebanyak 56.150 penonton hadir langsung, menciptakan lautan oranye yang membakar semangat Macan Kemayoran. Angka fantastis ini langsung menggeser rekor lama yang sebelumnya dipegang laga Persebaya Surabaya kontra Persija dengan 33.432 penonton.
(igp)
Load more