Masih Ingat Aris Indarto? Mantan Bek Elit yang Pernah Bawa Persija Jakarta Juara
- istimewa
tvOnenews.com - Nama Aris Indarto selalu punya tempat tersendiri di hati pencinta sepak bola Indonesia, terutama di kalangan The Jakmania.
Sosok berpostur tinggi tegap itu dikenal sebagai salah satu bek terbaik yang pernah dimiliki Persija Jakarta dan menjadi bagian penting dalam kejayaan Macan Kemayoran pada awal 2000-an.
Yuk simak kisah lengkap Aris Indarto di bawah ini.
Bek Andalan Persija di Era Keemasan
Lahir di Sragen pada 23 Februari 1978, Aris tumbuh sebagai pesepak bola berbakat sejak kecil.
Perjalanannya dimulai dari SSB Indonesia Muda (IM) Sragen, lalu bergulir ke Diklat Salatiga, sebelum akhirnya masuk kawah candradimuka Diklat Ragunan. Dari sanalah pintu Timnas PSSI Baretti terbuka untuknya.
Karier seniornya dimulai bersama PSB Bogor dan Persikabo Bogor. Namun performanya yang kian matang membuat Persija Jakarta meminangnya.
Keputusan itu terbukti tepat: Aris langsung menjadi bagian dari jajaran bek elit tim ibu kota, bersanding dengan nama-nama besar seperti Antonio “Toyo” Claudio, Warsidi, Nuralim, Joko Kuspito, hingga Anang Ma’ruf.
Bersama mereka, Aris turut membawa Persija menjuarai Liga Indonesia 2001 usai menaklukkan PSM Makassar 3-2 di final.
Tak hanya itu, mentalitas juaranya tercermin pada laga delapan besar melawan PSM Makassar di Mattoanging, yang menurut Aris menjadi pertandingan paling berkesan.
Meski bermain dengan sepuluh pemain, Persija tetap meraih kemenangan krusial berkat determinasi yang tak pernah luntur.
Aris kemudian dipercaya mengenakan ban kapten Persija sejak 2003 hingga 2005, sebuah bukti betapa besar pengaruh dan kewibawaannya di ruang ganti.
Petualangan Baru Bersama Persik Kediri
Meski menjadi pemain vital, kontraknya tak diperpanjang Persija.
Aris kemudian bergabung dengan Persik Kediri. Di sana, ia kembali merasakan manisnya gelar juara ketika membawa Macan Putih menaklukkan PSIS Semarang 1-0 pada final Liga Indonesia 2006 di Stadion Manahan.
Karier Internasional dan Loyalitas pada Sepak Bola
Selain bersinar di level klub, Aris Indarto juga mengenakan seragam Timnas Indonesia dari 2000 sampai 2005, termasuk menjadi bagian skuad Piala Tiger 2004.
Selepas gantung sepatu, ia bekerja di sebuah perusahaan balai lelang di Jakarta.
Namun sepak bola tetap menjadi rumah sejatinya. Ia akhirnya berkecimpung dalam pembinaan usia dini dan kepelatihan.
Setidaknya enam tim pernah ia tangani, termasuk ISA Marzuki Badriawan, SSB Tunas Jakarta, Garuda Muda Billal, Tunas Jaya Jakarta, hingga Jakarta 69.
Di kampung halamannya, ia mengembangkan SSB Macan Kemayoran serta Baretti Soccer Academy yang berlatih di Stadion Taruna Sragen, dua proyek yang ia bangun demi mengorbitkan talenta daerah.
Selama berkecimpung dalam pelatihan pemain muda, Aris menyadari banyak potensi besar yang sulit berkembang karena minimnya jenjang kompetisi, terutama untuk usia SMP hingga SMA.
Ia juga menyoroti fenomena pemain muda yang mudah puas diri atau terjebak sindrom bintang (star syndrome).
Baginya, bakat hanya sebagian kecil dari syarat menjadi pesepak bola profesional.
Mental baja, fokus, dan konsistensi jauh lebih menentukan di tengah kerasnya persaingan.
(tsy)
Load more