Masih Ingat Silvio Escobar? Pemain Mualaf Persija yang Tak Pernah Dipanggil Timnas Indonesia, Kini Malah Main di…
- Kolase Instagram & Antara
“Tahun 2014 ada asisten pelatih di Persepam ajak saya untuk masuk Islam karena saya tanya. Saya lihat teman-teman saya sabar, santai,” ujar Silvio Escobar.
Namun perjalanan mualafnya justru menyimpan cerita lucu. Karena keterbatasan bahasa, ia salah memahami soal salah satu sunnah dalam Islam: sunat. Escobar mengira itu adalah syarat mutlak sebelum masuk Islam sehingga ia ketakutan.
Baru pada 2015, ia memberanikan diri bertanya kepada temannya yang juga mualaf. Setelah mendapat penjelasan, ia mantap melakukan sunat di sebuah klinik.
“Jumat pagi saya bangun, saya putuskan sendiri jalan untuk sunat. Saya datang di klinik, saya masuk. Semua suster di situ malu sekali, tapi ya sudah masuk, ya sudah, terbuka aja,” ceritanya sambil tertawa.
Ia bahkan mengaku masa penyembuhannya lebih lama dibanding pemain lain karena profesinya sebagai atlet.
Pada 2015, Escobar sebenarnya hampir bergabung dengan Bali United. Namun ia justru terkena dampak pembekuan kompetisi Liga Indonesia oleh FIFA. Tanpa pemasukan, Escobar harus mencari cara bertahan.
Seorang agen kemudian mengajaknya bermain Liga Tarkam, kompetisi antar kampung yang identik dengan lapangan ala kadarnya.
“Pertama kali main Rp1.500.000 satu pertandingan, tapi jauh sekali, terus lapangan batu semua, tapi gimana lagi ya kita tidak ada pemasukan.”
Escobar mengaku ada banyak pemain lokal berkualitas di sana, namun risiko cedera jauh lebih besar dibanding liga profesional.
Kembali ke Liga Profesional hingga Liga 2
- Instagram/@persija
Setelah liga kembali berjalan, kariernya bangkit saat ia dikontrak Perseru Serui pada 2017. Setelah itu ia kembali menjadi nomaden, berpindah dari satu klub ke klub lain.
Terbaru, Escobar bermain untuk Dejan FC (Liga 2, 2024) dan Persipa Pati (klub yang ia perkuat sejak Desember 2024).
Perjalanan panjangnya di tanah rantau menunjukkan bagaimana ia terus berjuang mempertahankan profesinya sebagai pesepak bola.
Silvio Escobar mungkin bukan pemain naturalisasi paling sukses di Indonesia. Ia tidak mencicipi panggilan Timnas.
Kariernya naik-turun, termasuk harus merasakan sengit dan kerasnya Liga Tarkam. Namun kisah hidupnya, dari datang tanpa tahu Indonesia di mana, jatuh cinta pada Islam, hingga resmi menjadi WNI, adalah bukti bahwa sepak bola bisa membawa seseorang menemukan rumah baru.
Load more