Pantas Saja, Strategi Baru Bojan Hodak Bikin Persib Bandung “Membosankan tapi Mematikan” di ACL2
- Persib.co.id
Jakarta, tvOnenews.com - Persib Bandung kembali menunjukkan kelasnya di kancah Asia setelah meraih kemenangan dramatis atas Selangor FC pada lanjutan Grup G AFC Champions League Two (ACL2). Meski bermain di kandang lawan, skuad asuhan Bojan Hodak tampil dengan mental juara sejati.
Sempat tertinggal dua gol, Maung Bandung berhasil bangkit lewat performa luar biasa dan membalikkan keadaan menjadi 3-2. Pergantian pemain terbukti menjadi titik balik penting, di mana masuknya Beckham Putra memberi tekanan besar pada pertahanan tuan rumah, sementara dua gol indah dari Adam Alis memastikan tiga poin krusial bagi Persib.
Kemenangan ini menempatkan Persib di puncak klasemen sementara Grup G dengan 10 poin dari empat pertandingan, unggul satu angka atas Bangkok United di posisi kedua.
Dengan dua laga tersisa, melawan Lion City Sailors (26 November 2025) dan Bangkok United (10 Desember 2025. Persib hanya butuh satu poin lagi untuk lolos ke babak 16 besar. Jika berhasil meraih empat poin, mereka dipastikan melaju sebagai juara grup.
Analisis Coach Riphan: Bojan Hodak Ubah Total Strategi Persib
Pelatih sekaligus pandit sepak bola, Coach Riphan, mengungkap rahasia di balik performa gemilang Persib Bandung di ajang ACL2 musim ini. Menurutnya, kesuksesan Persib tak lepas dari keberanian Bojan Hodak dalam melakukan perubahan besar terhadap sistem permainan tim.
- Persib.co.id
“Mereka sangat superior di Liga (Indonesia), di timnya ada Tyronne, Ciro Alves, David da Silva, itu sangat superior di Liga. Katakanlah Ciro di sebelah kanan ketika dia dapat bola, dia bisa melewati satu dua pemain,” ujar Riphan dikutip dari kanal YouTube Liputan 6.
Namun, lanjut Riphan, pola permainan yang dominan di kompetisi domestik tidak serta-merta bisa diterapkan di level Asia.
“Ketika masuk ACL, ada kesulitan dalam menembus pertahanan lawan, juga masalah di lini belakang saat Nick Kuipers dan Franca diserang. Analisis saya, timnya Ciro dkk ini lebih cocok dengan kultur Liga Indonesia yang bisa berlama-lama dengan bola, dengan gaya magico-magico pemain Latin,” sambungnya.
Load more