Ingin Laga Tandang Persija Ditemani Suporter, Pendiri the Jakmania Tagih Janji PSSI Cabut Larangan Away di Liga 1
- tvOnenews.com/Taufik
Jakarta, tvOnenews.com - Pendiri the Jakmania Ferry Indrasjarief alias Bung Ferry menginginkan setiap pertandingan tandang Persija Jakarta selalu didukung oleh suporter.
Sebagai salah satu pendiri suporter Persija Jakarta, Bung Ferry kembali menyoroti janji PSSI segera mencabut larangan suporter away di Liga 1.
"Kalau gua dari dulu sih sebenarnya enggak suka, cuma coba menurut aja gitu. Terlebih, sekarang sudah dua tahun dan mereka pernah (janji) ngomong (larangan away) dua tahun," ujar Bung Ferry kepada tim tvOnenews.com di Teras Depan Kopi, Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Bung Ferry memahami PSSI memberlakukan larangan away karena dampak dari kerusuhan suporter yang terlibat dalam tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022.
- tvOnenews.com/Hilal Aulia Pasya
PSSI sempat menyampaikan alasan pemberlakuan larangan suporter away sudah termaktub dari hasil perjanjian antara PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan Polri.
Tak hanya itu, hasil perjanjian mengenai larangan tersebut juga melibatkan pemerintah Indonesia dan Presiden FIFA, Gianni Infantino.
Dalam hasil keputusan tersebut, PSSI dan PT LIB menyepakati larangan suporter away berlaku selama dua musim Liga 1 pada 2023/2024 dan 2024/2025.
Namun, larangan suporter away tak kunjung dicabut, sehingga menimbulkan keresahan dari seluruh pihak suporter klub di Liga 1.
Larangan tersebut juga telah menyulitkan suporter the Jakmania untuk mendukung setiap laga tandang Persija Jakarta.
Tagih Janji PSSI Mencabut Larangan Suporter Away
Bung Ferry mempertanyakan sampai kapan larangan suporter away diberlakukan. Terlebih lagi, aturan tersebut sudah melewati batas waktu yang ditentukan selama dua musim di Liga 1.
"Lha ini sudah dua tahun, tetap aja kayak gitu, jujur gua kurang suka," tegas dia.
Menurut Bung Ferry, aturan tersebut memicu pelanggaran yang dilakukan oleh seluruh suporter untuk mendukung klub kebanggannya, misalnya away secara diam-diam.
"Tapi gua juga enggak suka perlawanan dari suporter (sembunyi-sembunyi), kalau menurut gua, melakukan perlawanan terang-terangan aja, lu dukung tandang tapi enggak pakai atribut masing-masing, ngapain? Lawan aja sekalian," katanya.
Ia menyinggung pernyataan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir terkait larangan suporter away atas permintaan dari FIFA.
Ia melanjutkan bahwa, sejumlah perwakilan dari petinggi suporter mempertanyakan surat diperintahkan oleh FIFA kepada PSSI.
"Sampai sekarang surat (permintaan FIFA) itu enggak pernah dikirim. Terus gua tanya ke Arya Sinulingga terkait kejelasan surat tersebut dan jawabannya hanya imbauan tersirat," paparnya.
"Bagi gua pada akhirnya, tidak ada jawaban yang jelas dari tokoh-tokoh di PSSI. Gua berpikir sudahlah," sambungnya.
Bung Ferry menjelaskan bahwa, marwah sepak bola tidak lepas dari penonton atau suporter yang mendukung klubnya masing-masing.
Ketika klub mendapat dukungan dari suporter, maka akan mewarnai dan menciptakan atmosfer di setiap pertandingan sepak bola.
"Kalau itu enggak dijalani, ya percuma dipaksa istilahnya, akhirnya atmosfer sepak bola menjadi menurun," ucapnya.
Ia berharap agar larangan suporter away segera dicabut pada Liga 1 2025/2026. Imbauan tersebut untuk mengakhiri keresahan bagi seluruh suporter kembali mendukung klub kebanggaannya.
"Cabut! Musim depan kita harus benar-benar menjalani pertandingan yang seharusnya menjadi marwah sepak bola, bukan dikebiri kayak begini," tandasnya.
Sebelumnya, Sekjen PSSI, Yunus Nusi menerangkan soal keputusan larangan suporter tandang dihapuskan berlaku pada Liga 1 2025/2026.
PSSI dan PT LIB tidak gegabah soal mengambil keputusan pencabutan larangan suporter tandang. Sebab, harus tetap memperhatikan peningkatan keamanan dan kenyamanan di setiap pertandingan.
"Ketum (PSSI) berharap inovasi-inovasi oleh PT LIB, harus menyangkut keamanan dan ketertiban. Sebab, menyangkut apakah suporter away bisa datang," ujar Yunus Nusi kepada awak media di Jakarta, Senin (28/4/2025).
Yunus Nusi mengatakan, Erick Thohir sebenarnya menginginkan pencabutan segera dilakukan, namun masih ada trauma dari tragedi Kanjuruhan yang memakan korban jiwa lebih 135 nyawa.
"PSSI enggak sembarangan kasih, mohon maaf (suporter tandang) merupakan tanggung jawab dari Ketum dan Sekjen, kasus Kanjuruhan pelajaran untuk kami dan saya pribadi, saya hampir terlibat secara hukum di sana," pungkas Yunus Nusi.
(hap)
Load more