SOS Temukan Perangkat Pertandingan Liga 1 Belum Dibayar Rp1,62 Miliar, Ada yang Gadai BPKB hingga Tanah
- Dok PT LIB
tvOnenews.com - Save Our Soccer (SOS) kembali menerima laporan adanya tunggakan pembayaran kepada perangkat pertandingan Liga 1 2022/2023 sebesar Rp1,62 miliar.
Sebelumnya, Save Our Soccer juga menemukan fakta bahwa ada utang kepada match commisioner dan volunter Elite Pro Academy (EPA) 2022/2023.
"Sungguh menyedihkan dan memprihatinkan. Bahkan, ada perangkat pertandingan yang ingin menggadaikan BPKB kendaraan dan surat tanah demi memenuhi kebutuhan keluarga untuk lebaran. Inilah wajah buruk tata kelola sepak bola Indonesia," kata Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer dalam rilis yang diterima redaksi, Kamis (27/4/2023).
Menurut laporan Save Our Soccer, dalam satu laga membutuhkan Rp45 juta untuk membayar perangkat pertandingan.
Maka dari itu, jumlah Rp1,62 miliar berasal dari Rp45 juta x 4 pekan x 9 pertandingan per pekan.
 "Entah apa alasan dari PT LIB menunda pembayaran honor perangkat pertandingan. Tapi, budaya buruk ini tidak boleh terulang ke depan. Penundaan pembayaran honor perangkat pertandingan membuka celah terjadinya pengaturan skor. Baik itu match acting, match setting, maupun match fixing," kata Akmal.
Akmal menambahkan, menelaah jumlah pemasukan uang dari sponsor Liga 1 musim ini, seharusnya tidak ada keterlambatan pembayaran.
PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi Liga 1 mendapatkan uang sebesar Rp370 yang berasal dari sponsor.
Rinciannya, Rp220 miliar dari hak siar dan Rp150 miliar dari sponsor BRI. Bila setiap klub hanya mendapatkan Rp 5,5 miliar sebagai subsidi, artinya dana yang keluar hanya Rp 99 miliar. Artinya, masih ada Rp 270 miliar.
"LIB harus membuka laporan keuangannya secara transparan kepada pemilik saham. Kemana saja uang sponsor Liga 1 digunakan. Dan, harus ada langkah hukum bila terjadi penggelapan. Ini demi sepakbola Indonesia yang sehat, profesional an bermartabat," kata Akmal.Â
Save Our Soccer mendukung langkah Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengaudit keuangan PSSI dan PT LIB dengan melibatkan dengan firma audit ternama Ernst & Young.Â
"Semoga audit yang dilakukan bisa membuka borok sepak bola Indonesia. Kalau sakitnya sudah stadium 4 dan harus diamputasi maka pengurus PSSI harus berani melakukannya. Ini demi kebaikan sepak bola Indonesia," kata Akmal.
Load more