Betapa Legendarisnya Nama Robby Darwis di Persib, Ini Kisah Selama Bela Maung Bandung
- Tangkapan layar youtube bicara bola
tvOnenews.com - Masih ingat Robby Darwis? Bek ikonik yang namanya begitu mengakar dalam sejarah Persib Bandung. Bagi bobotoh lintas generasi, Robby bukan sekadar pemain, melainkan simbol ketangguhan Maung Bandung pada masa keemasan.
Sosoknya dikenal karismatik, keras, dan penuh dedikasi, hingga lahirlah ungkapan yang melegenda, “Persib adalah Robby Darwis, Robby Darwis adalah Persib,” seperti dilansir dari YouTube Bicara Bola.
Kiprahnya di lapangan begitu membekas, membuat namanya tetap dipuja bahkan puluhan tahun setelah ia gantung sepatu.
Membuka obrolan dalam podcast tersebut, pembaca acara menyinggung soal bagaimana hubungan Robby Darwis dengan Ajat Sudrajat, yang sama-sama dianggap sebagai legenda Persib Bandung.
"Ada dua kubu, nih antara Robby Darwis dan Ajat Sudrajat. Bahkan ajat Sudrajat sampai dibuatkan patung di Bandung. Gimana hubungan akang dengan Ajat?," tanya host Bicara Bola.
"Ya saya biasa-biasa aja, seperti saudara lah bisa dibilang. Dari mulai dulu saya bareng sama dia satu tim yah, dan juga dalam satu prestasinya bareng sama dia. Kadang kita kalau sama temen sendiri suka bercanda lah gitu. Ya anggap kayak temen seperti latihan saja. Makanya kalau ketemu temen se-angkatan seperti Ajat yah, Wawan, Yusuf, ya itu kalau ketemu gim di luar kota, sesama legend yang saling memahami gitu kan," ujar Robby Darwis.
- Instagram robbydarwis6
Betapa legendarisnya nama Robby Darwis di Persib, warisannya bahkan masih terasa hingga kini. Setiap kali muncul pemain bernama mirip, publik seakan langsung teringat pada sang kapten karismatik tersebut.
Pada masanya, ia adalah tulang punggung pertahanan dan panutan di ruang ganti. Julukan-julukannya, cerita-cerita heroik di Stadion Siliwangi, hingga kontribusinya untuk Timnas Indonesia, semuanya menjadi bagian dari sejarah besar sepak bola Indonesia.
Ini kisah perjalanan sang legenda yang tak pernah hilang dari ingatan bobotoh. Robby Darwis dikenal sebagai salah satu bek terbaik yang pernah dimiliki Persib.
Ia bukan muncul secara instan, melainkan melalui proses panjang sejak ditemukan bakatnya oleh pelatih asal Polandia, Marek Janota, pada awal 1980-an. Bersama Adjat Sudrajat, Robby kemudian menjadi poros pertahanan Persib pada era 1980–1990-an.
Kemampuannya membaca permainan dan disiplin dalam menjaga area pertahanan membuatnya cepat muncul sebagai pemain penting.
Pada era tersebut, Robby tidak hanya menjadi sosok sentral di Persib, tetapi juga di Timnas Indonesia. Ia dipercaya mengenakan ban kapten dan memimpin rekan-rekannya di dua level: klub dan negara.
Hal ini pula yang terjadi ketika Persib mempromosikan pemain muda bernama Robi Darwis. Kemiripan nama itu seolah menjadi pengingat betapa kuatnya jejak Robby dalam kultur Persib.
Kisah Robby Darwis di Persib Bandung
Robby Darwis tetap menjadi patokan legenda. Bersama adiknya, Roy Darwis, Robby memperkuat Persib pada era 1990-an. Namun Robby jauh lebih menonjol.
Ia dipoles pelatih Polandia Marek Janota pada awal 1980-an dan membentuk duet kokoh bersama Adjat Sudrajat. Kualitasnya membuatnya menjadi kapten Persib sekaligus bek utama Timnas Indonesia.
Roy Darwis, meski memiliki kemampuan mumpuni, kalah tenar dari sang kakak. Ia bahkan sempat tampil ketika Persib beruji coba melawan AC Milan pada 1994–1995, laga yang berakhir 0-8.
Sementara Robby justru semakin bersinar dan mendapatkan julukan “Si Bima” serta sebutan legendaris “Halik Ku Aing” (menyingkir, biar saya). Julukan itu muncul dari rumor bahwa setiap ada tendangan bebas, Robby selalu ingin mengeksekusinya.
Robby membawa Persib menjuarai Perserikatan 1993–1994 dan Liga Indonesia pertama (1994–1995). Ia juga tampil cemerlang di Timnas Indonesia dengan torehan dua emas SEA Games 1987 dan 1991.
- Ist
“Membawa Persib Bandung juara adalah momen terbaik saya… itu yang menjadi kebanggaan saya dulu sampai sekarang,” ujarnya kepada Bola.com, 13 Agustus 2015.
Robby juga pernah dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Indonesia 1987 dan mendapat predikat pemain legendaris pada final Copa Indonesia 2007. Setelah 10 tahun memperkuat Persib, ia pensiun pada 1997.
Dalam ingatan bobotoh, Robby tetap menjadi contoh ideal bek tangguh. Sejumlah momen heroiknya terekam dalam cerita-cerita bobotoh, termasuk asal-usul julukan “Halik Ku Aing.”
Dalam kanal YouTube Persib, Robby menjelaskan bahwa sorakan itu muncul ketika ia maju membantu serangan saat tim kesulitan mencetak gol.
“Begitu bola saya dapatkan dan maju ke depan, bobotoh langsung menyambut dengan sorakan ‘Bere jalan’ atau ‘Halik Ku Aing’,” kenangnya. Julukan itu lahir dari spontanitas dan menjadi simbol karisma Robby di mata pendukung.
Selepas pensiun, Robby bekerja sebagai pegawai BNI’46 Bandung tetapi tetap berada di jalur sepak bola. Ia sempat melatih Produta dan Persikab, lalu menjadi asisten pelatih Persib 2007–2010 bahkan sempat menjadi caretaker.
Ia juga mendirikan SSB Robby Darwis di Lembang. Kini, ia tercatat menangani PSKC Cimahi di Liga 2 2020. Sementara Roy Darwis melanjutkan karier sebagai PNS Kota Bandung.
Warisan Robby Darwis, baik dalam bentuk prestasi, julukan, maupun inspirasi bagi pemain muda seperti Robi Darwis, menjadi bukti bahwa legenda sejati tak pernah benar-benar hilang dari ingatan. Jejaknya terus hidup bersama Maung Bandung. (udn)
Load more