tvOnenews.com - Sandy Walsh berani buka-bukaan soal alasannya bela Timnas Indonesia ketimbang Belanda.
Sandy Walsh, pemain keturunan Belanda yang menjadi salah satu andalan Timnas Indonesia di era kepelatihan Shin Tae-yong, akhirnya buka suara mengenai alasan sebenarnya ia memilih memperkuat Garuda.
Sebagai pemain yang memiliki pengalaman bermain di level junior Belanda, Sandy sebenarnya memiliki opsi untuk menunggu kesempatan masuk ke tim senior Negeri Kincir Angin.
Namun, ia memutuskan untuk membela Timnas Indonesia, keputusan yang didasarkan pada faktor emosional dan sejarah keluarganya.
Sandy Walsh adalah bagian dari generasi pertama pemain keturunan yang diusulkan PSSI untuk dinaturalisasi.
Bersama Jordi Amat, Mees Hilgers, dan Kevin Diks, nama Sandy diajukan sebagai kandidat pemain naturalisasi.
Namun, perjalanan Sandy untuk resmi menjadi warga negara Indonesia (WNI) tidaklah singkat. Meski PSSI sudah mulai mendekatinya sejak 2017, proses perpindahan federasinya baru rampung lima tahun kemudian.
Hal ini menunjukkan bahwa minat untuk membawa Sandy ke Timnas Indonesia sebenarnya sudah ada jauh sebelum Shin Tae-yong mengambil alih kursi pelatih.
Dalam sebuah wawancara dengan media Belgia, Sporza, Sandy Walsh mengungkapkan bahwa ketertarikan Indonesia terhadap dirinya dimulai sejak lama.
Sandy sudah dibidik untuk bergabung dengan Timnas Indonesia sejak lama, bahkan sebelum era kepelatihan Shin Tae-yong.
“Pelatih timnas saat itu menghubungi saya melalui DM di Instagram. Dia bertanya apakah saya tertarik bermain untuk Indonesia,” kata Sandy.
Pernyataan ini mengindikasikan bahwa usaha PSSI untuk menarik perhatian Sandy tidak dimulai di era Shin Tae-yong, melainkan telah dirintis oleh pelatih sebelumnya.
Namun, keputusan Sandy Walsh untuk membela Timnas Indonesia tidak sepenuhnya didorong oleh pendekatan dari PSSI.
Faktor utama yang membuatnya memilih Indonesia adalah ikatan emosional dengan kakek dan neneknya yang berasal dari Surabaya dan Malang.
“Ini adalah negara kakek-nenek saya dari pihak ibu saya. Mereka sering bercerita tentang keindahan Indonesia,” ujar Sandy.
Kenangan dan cerita keluarga itulah yang menanamkan kecintaan pada Indonesia sejak kecil.
Setelah menjadi bagian dari Timnas Indonesia, Sandy Walsh menunjukkan performa yang konsisten.
Salah satu momen penting adalah saat Timnas Indonesia mengalahkan Arab Saudi dan menjaga peluang untuk lolos ke Piala Dunia 2026.
Kepercayaan Shin Tae-yong kepada Sandy, terutama di posisi bek sayap kanan, dibayar lunas oleh sang pemain.
Namun, perjalanan Sandy bersama Timnas Indonesia kini memasuki babak baru. Shin Tae-yong yang selama ini memimpin tim, diberhentikan dari posisinya sebagai pelatih kepala.
PSSI menunjuk Patrick Kluivert, mantan pemain legendaris Belanda, sebagai penggantinya.
Kehadiran Kluivert diharapkan mampu memberikan keuntungan bagi pemain-pemain keturunan Belanda seperti Sandy Walsh, Jordi Amat, dan lainnya, mengingat Kluivert berasal dari latar budaya yang sama.
Pemecatan Shin Tae-yong memunculkan spekulasi mengenai masa depan Timnas Indonesia, namun bagi Sandy Walsh, koneksinya dengan tanah leluhurnya tetap menjadi motivasi utama.
“Saya yakin mendiang kakek saya akan bangga dengan keputusan saya. Saat saya debut di Indonesia, saya merasa sangat terhubung. Saya yakin dia melihat saya dari atas sana,” tutur Sandy dengan penuh haru.
Dengan tekad dan semangat yang terinspirasi dari keluarganya, Sandy Walsh menjadi simbol bagaimana pemain keturunan mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Kini, di bawah kepemimpinan Patrick Kluivert, perjalanan Sandy dan Timnas Indonesia diharapkan terus berlanjut menuju prestasi yang lebih gemilang. (udn)
Load more