Sebelum STY Cabut, Indra Sjafri Pernah Ungkap Perbedaan Mencolok Pelatih di Indonesia dengan Negara Lain: Yang Jepang Lakukan Justru Memperbanyak...
- PSSI
tvOnenews.com - Mantan Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, pernah menyampaikan pandangannya tentang kesenjangan kualitas pelatih sepak bola Indonesia dibandingkan negara lain.
Hal ini disampaikan saat menjadi bintang tamu di kanal YouTube Helmy Yahya.
Indra mengungkapkan bahwa pelatih Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan pelatih negara lain, khususnya Jepang.
Ia menjelaskan perbedaan mendasar antara sepak bola Indonesia dan Jepang, meski Jepang baru memulai kompetisi profesionalnya pada 1992.
Bahkan di masa awal, Jepang pernah belajar dari Galatama, liga sepak bola Indonesia.
Salah satu pemain legendaris Indonesia, Ricky Yakobi, sempat direkrut oleh klub Jepang, Matsushita Electric FC (sekarang Gamba Osaka), karena penampilannya bersama Arseto Solo.
Kini, Jepang telah menjadi kekuatan baru di sepak bola dunia, dengan Timnas mereka yang rutin tampil di Piala Dunia.
Di sisi lain, Indonesia masih jauh tertinggal dalam banyak aspek. Menurut Indra, salah satu penyebab utama adalah minimnya jumlah pelatih di Indonesia.
"Bisa dibayangkan, pelatih kita hanya 7.000 orang, sementara Jepang punya 80.000," ujar Indra.
Padahal, Indonesia memiliki jumlah penduduk dan antusiasme terhadap sepak bola yang lebih besar dibandingkan Jepang.
- PSSI
Helmy Yahya pun terkejut mendengar fakta ini. "Yang bener? Ini ngomong sepak bola saja? Dengan jumlah penduduk jauh lebih sedikit," tanyanya.
Indra menambahkan, meski sepak bola belum tentu menjadi olahraga nomor satu di Jepang, negara tersebut berinvestasi besar dalam meningkatkan jumlah pelatih berkualitas.
Selain itu, Indra mengungkapkan bahwa pelatih bersertifikasi A Pro di Indonesia baru mencapai 21 orang.
"Sekarang saya sedang melatih gelombang kedua sebanyak 20 orang lagi. Jepang sudah punya hampir 2.000 pelatih bersertifikasi A Pro," jelasnya.
Ia berharap peningkatan jumlah pelatih di Indonesia bisa mengakomodasi minat besar anak-anak untuk menjadi pesepak bola profesional.
Kondisi ini relevan dengan apa yang dilakukan Shin Tae-yong, pelatih Timnas Indonesia asal Korea Selatan, yang membawa pendekatan profesional dalam kepelatihannya.
Load more