Timnas Indonesia Tak Sendirian, Ada 'Saudara Jauh' Masyarakat Jawa dari Oseania yang Tampil di Piala Dunia U-17 2025
- instagram.com/ofcfootball
Jakarta, tvOnenews.com – Timnas Indonesia bukan satu-satunya wakil dengan akar budaya Nusantara di ajang Piala Dunia U-17 2025. Ada “saudara jauh” masyarakat Jawa dari kawasan Oseania yang juga berhasil melangkah ke turnamen bergengsi ini.
Seperti diketahui, Timnas Indonesia U-17 sukses meraih tiket bersejarah ke Piala Dunia U-17 2025. Kepastian itu didapat setelah Skuad Garuda Muda tampil impresif dan menembus babak perempat final di ajang Piala Asia U-17 2025.
Di tengah euforia kelolosan Indonesia, ternyata ada satu negara peserta lain yang memiliki hubungan sejarah erat dengan masyarakat Tanah Air, khususnya Jawa. Negara tersebut adalah Kaledonia Baru (New Caledonia), salah satu wakil dari Konfederasi Sepak Bola Oseania (OFC).
- LOC WCU17/BRY
Kaledonia Baru memastikan langkah ke panggung dunia setelah finis di peringkat ketiga pada ajang Oceania U-17 2025. Dalam laga perebutan tempat ketiga, mereka berhasil mengalahkan Tahiti lewat drama adu penalti untuk merebut tiket berharga itu.
Kehadiran Kaledonia Baru di turnamen ini menarik perhatian karena ikatan sejarah panjang mereka dengan Indonesia. Hubungan tersebut sudah terjalin lebih dari satu abad, dengan populasi keturunan Jawa mencapai sekitar 7.000 jiwa dari total 220 ribu penduduk Kaledonia Baru.
Sejarah itu bermula dari kebijakan Koeli Ordonantie tahun 1880 yang mengatur hubungan kerja antara buruh dan majikan. Pemerintah Prancis kala itu meminta pasokan tenaga kerja dari Belanda untuk dipekerjakan di sektor pertambangan nikel dan perkebunan di Kaledonia Baru.
Gelombang pertama pekerja Jawa tiba pada 16 Februari 1896 dengan jumlah 170 orang. Sebagian dari mereka kembali ke Jawa setelah kontrak habis, namun banyak juga yang memilih menetap dan membangun kehidupan baru di sana.
Gelombang kedua yang lebih besar terjadi antara tahun 1933 hingga 1939, di mana lebih dari 7.800 orang didatangkan untuk mengatasi krisis tenaga kerja. Kloter terakhir tiba pada tahun 1970, menandai berakhirnya sistem kerja kontrak di wilayah Pasifik tersebut.
Para pekerja asal Indonesia ini bekerja keras bersama buruh dari Vietnam dan Jepang. Mereka ditempatkan di sektor perkebunan, pertambangan, hingga pekerjaan rumah tangga, di mana postur tubuh mereka dianggap ideal untuk menambang di terowongan bawah tanah.
Load more