Warga Irak Berbondong-bondong Minta Patrick Kluivert Jadi Pelatih Singa Mespotamia usai Dipecat dari Timnas Indonesia, Gantikan Graham Arnold?
- (FACEBOOK \ IFA)
“Kluivert memimpin tim nasional Indonesia dalam kualifikasi Asia yang menentukan, dan dalam dua pertandingan play-off Asia yang menentukan melawan Arab Saudi dan Irak, di mana ia gagal memimpin mereka ke...Piala Dunia,” tambahnya.
Masih menurut Winwin, beberapa warga Irak itu meminta agar Patrick Kluivert ditunjuk oleh Federasi Sepak Bola Irak (IFA) untuk menjadi pelatih Singa Mesopotamia gantikan Graham Arnold.
“Setelah pemecatannya diumumkan, nama pelatih Belanda itu menjadi topik hangat di kalangan penggemar Irak di media sosial, yang mulai memintanya menjadi pelatih Irak, karena popularitasnya kini menyaingi Arnold,” tulis Winwin.
Namun perlu dicatat, Graham Arnold saat ini masih menjabat sebagai pelatih Irak. Juru taktik asal Australia itu baru menukangi Singa Mesopotamia pada Mei 2025 dengan telah memimpin 6 laga.
Sementara itu, mantan analis teknis Timnas Irak, Ali Al-Naimi, mengatakan bahwa Patrick Kluivert dinilai lebih cocok dengan filosofi Irak ketimbang Graham Arnold.
Ia menilai PK mampu mengatasi kekurangan Garuda di era Shin Tae-yong melalui filosofi menyerangnya yang berbasis penguasaan bola dan rotasi, serta kesadaran setiap pemain akan perannya masing-masing.
PK dianggap memiliki permainan sepak bola cepat dan modern yang sangat mengandalkan serangan dan transisi cepat. Hal itu membuat para penggemar Irak menuntut PK untuk melatih negaranya.
“Ketika pelatih Belanda, Patrick Kluivert, mengambil alih tugas melatihTimnas IndonesiaIa mendapati dirinya berhadapan dengan tim yang karakternya telah dibentuk oleh mantan pelatih Korea Tae Yong Shin selama lima tahun, seorang pelatih yang dikenal karena pendekatan bertahannya yang ketat dan disiplin yang tinggi,” katanya kepada WinWin.
"Patrick Kluivert, hanya sehari setelah penandatanganan kontrak, dengan jelas menyatakan bahwa masalah sepak bola Indonesia terletak pada ketidakmampuan tim menerapkan counter-pressing setelah kehilangan bola, yang memberikan peluang berharga bagi lawan untuk melakukan serangan balik. Ia menegaskan akan mengatasi hal ini melalui filosofi menyerangnya yang berbasis penguasaan bola dan rotasi, serta kesadaran setiap pemain akan perannya masing-masing," imbuh eks analis Irak itu.
Load more