Timnas Indonesia Diremehkan, Jurnalis Malaysia Sesumbar Sebut Harimau Malaya akan Mendominasi dan Kalahkan Semua Rivalnya di ASEAN
- Kolase tvOnenews.com
Jakarta, tvOnenews.com - Jurnalis Malaysia menyebut Harimau Malaya akan mendominasi dan kalahkan semua rivalnya di ASEAN termasuk Timnas Indonesia.
Adalah jurnalis olahraga terkenal media Malaysia New Straits Times, Ajitpal Singh, yang membuat pernyataan tersebut seiring dengan penampilan Harimau Malaya.
Ia meyakini bahwa Timnas Malaysia akan mengalahkan semua lawan di kawasan Asia Tenggara jika terus bermain seperti saat melawan Vietnam.
Sebelumnya, Harimau Malaya yang diperkuat banyak pemain naturalisasi mampu mengalahkan Vietnam 4-0 di Kualifikasi Piala Asia 2027 pada Juni 2025 lalu.
- x/malaysia_nt
"Macan Malaysia bisa mengalahkan lawan-lawannya di Asia Tenggara jika terus bermain seperti saat bertemu pelatih Kim Sang-sik dan timnya beberapa waktu lalu," tulis Ajitpal Singh dalam artikelnya yang diterbitkan di New Straits Times.
“Kemenangan atas Vietnam mengirimkan pesan yang jelas ke seluruh Asia Tenggara, Malaysia ada di sini untuk bersaing dan mendominasi," tambah jurnalis Malaysia itu.
Bahkan, dia mengklaim bahwa Malaysia telah membuat sejumlah rivalnya di ASEAN termasuk Timnas Indonesia ketakutan untuk saling berhadapan.
"Dan itu membuat sebagian orang tidak nyaman. Ada yang merasa bahwa ini bukan masalah keadilan, tetapi masalah ketakutan. Ketakutan bahwa perekrutan bakat yang agresif di Malaysia dapat mengubah keseimbangan regional," tulisnya lagi.
Hal itu seakan meremehkan para musuh Malaysia di ASEAN termasuk Timnas Indonesia yang juga notebene diperkuat banyak pemain naturalisasi.
Padahal dari segi ranking FIFA saja, Timnas Indonesia yang akan naik ke peringkat 118 dunia pada 10 Juli nanti lebih unggul dari Malaysia (126).
Malaysia sendiri memainkan sembilan naturalisasi dari sebelas pemain inti saat melawan Vietnam. Sebanyak 15 pemain masuk dalam skuad.
Enam di antaranya melakukan debut, yakni Facundo Garces, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, Rodrigo Holgado, Gabriel Palmero, dan Jon Irazabal.
- x.com/FAM_Malaysia
Tidak ada yang lahir di Malaysia, tetapi menurut Persatuan Sepak Bola Malaysia (FAM), semuanya berasal dari Malaysia dan telah diverifikasi FIFA.
Namun, hal itu tidak menghentikan beberapa pihak untuk menyuarakan kritik yang menganggap pemain itu ilegal. Jurnalis Ajitpal Singh pun merasa geram.
"Bulan lalu, Malaysia mengalahkan Vietnam 4-0 di Bukit Jalil dalam sebuah penampilan dominasi, bakat, dan kedalaman yang menyegarkan. Namun, alih-alih dipuji, Harimau Malaya justru dikritik habis-habisan," tulis Ajitpal Singh.
"Media sosial meledak. Para penggemar dari seluruh penjuru menuduh tim Malaysia mengatur sistem. Teori konspirasi menyebar seperti api," katanya lagi.
"Beberapa bahkan meminta FIFA untuk campur tangan. Dan alasannya bukanlah bagaimana mereka bermain, tetapi siapa yang bermain," tambahnya.
Sementara itu, AFC melalui sekretaris jenderal Datuk Seri Windsor Paul mengonfirmasi bahwa tidak ada masalah soal naturalisasi pemain Malaysia itu.
Sejauh ini, FIFA tetap bungkam. Tidak ada larangan. Tidak ada peringatan. Tidak ada sanksi. Tidak ada indikasi pelanggaran.
Menurut Ajitpal Singh, kegaduhan ini bukan hanya tentang masalah teknis. Ini tentang identitas, persepsi, kebanggaan, dan meningkatnya kecemasan lawan.
"Semua impor Malaysia memiliki asal usul yang jelas. FIFA telah meninjau dan membersihkan catatan mereka. Semuanya, di atas kertas dan dalam praktiknya, baik-baik saja," kata Ajitpal Singh.
"Masalah sebenarnya mungkin adalah Malaysia akhirnya menjadi ancaman. Harimau Malaya bukan lagi sekadar tim yang memiliki "potensi". Mereka adalah tim yang memiliki kedalaman, kemampuan teknis, dan kekuatan fisik," jelasnya.
Sementara di Malaysia, reaksinya beragam. Sebagian penggemar bangga dengan hasil pertandingan. Yang lain khawatir identitas nasional mereka akan terkikis.
Ini adalah batasan yang tipis. Namun, ini dinilai tidak melanggar hukum. Juga tidak tidak etis, selama klaim tentang asal-usul pemain sah dokumennya.
"FAM kini harus berdiri teguh. Bukan dengan mencaci-maki para pengkritiknya, tetapi dengan tenang menegaskan fakta: Aturan FIFA telah dipatuhi," tutup jurnalis Malaysia itu.
(yus)
Load more