Para Kiper Timnas Indonesia Termasuk Maarten Paes Wajib Tahu usai FIFA Ubah Aturan: Kelamaan Pegang Bola akan Dihukum Sepak Pojok
Jakarta, tvOnenews.com - FIFA dalam hal ini Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) menyetujui perubahan aturan pada Sabtu (1/3/2025) yang membuat para kiper Timnas Indonesia termasuk Maarten Paes wajib tahu.
Aturan yang dimaksud berkaitan dengan para kiper yang terlalu lama memegang bola. Dalam aturan yang diubah IFAB mulai musim 2025-2026, jika kiper menahan bola terlalu lama maka akan dihukum tendangan sudut.
Sebelumnya, aturan IFAB memperbolehkan kiper memegang bola maksimal enam detik. Andai melewati batas waktu tersebut, wasit akan memberi tendangan bebas tidak langsung kepada lawan dari lokasi kiper berdiri.
Namun mulai musim depan, aturan tersebut akan diganti. Nantinya, Maarten Paes dan para kiper lainnya akan dihukum dengan tendangan sudut jika mereka menahan bola lebih dari delapan detik.
Hal itu berdasarkan keputusan IFAB yang diambil setelah asosiasi melakukan uji coba sepanjang musim 2024-2025 di Premier League 2 (kompetisi akademi Inggris) serta liga di Malta dan Italia.
- FIFA.com
Dari lebih dari 400 pertandingan, hanya tiga kali kiper dihukum tendangan sudut karena menahan bola terlalu lama yang semuanya terjadi di Inggris.
Sementara di Italia, aturan percobaan berbeda diterapkan dengan memberikan lemparan ke dalam kepada lawan, yang hanya terjadi sekali.
Uji coba ini dinilai berhasil karena mampu mengurangi praktik buang waktu tanpa memberikan keuntungan berlebihan bagi tim lawan.
Oleh karena itu, IFAB memutuskan untuk menerapkan aturan baru ini di semua kompetisi mulai Juli 2025.
Wasit akan menggunakan hitungan mundur visual selama lima detik sebelum menghukum kiper yang menahan bola lebih dari delapan detik dengan tendangan sudut bagi tim lawan.
Dalam penjelasannya, IFAB mengungkapkan bahwa wasit kerap enggan menegakkan aturan enam detik karena tendangan bebas tidak langsung dinilai terlalu menguntungkan bagi tim lawan.
Hal itu dikarenakan peluang mencetak gol dari tendangan bebas sangat tinggi, sementara saat pelanggaran terjadi tim lawan tidak dalam kondisi menguasai bola.
Selain itu, IFAB menilai bahwa mengatur tendangan bebas dari jarak yang sangat dekat ke gawang juga sulit karena pemain bertahan harus berdiri di garis gawang antara kedua tiang.
Load more