tvOnenews.com – Kevin Soni, pemain tim nasional Kamerun, kini berada dalam perawatan di rumah sakit. Ia selamat dari peristiwa gempa Turki karena begadang menunggu waktu subuh.
Lantaran cedera, Kevin Soni tidak ikut main saat Hatayspor menang 1-0 atas Kasimpasa pada jadwal pekan 23 Liga Turki. Namun ia menonton Christian Atsu mencetak gol dramatis pada injury time, menit 90+7, hanya beberapa menit setelah masuk sebagai pemain pengganti.
Sepulang pertandingan, Kevin pulang ke apartemennya. Beberapa waktu, ia menelepon Atsu untuk mengobrol, sembari membahas kemenangan. Ia mengucapkan selamat kepada rekannya asal Ghana yang telah mencetak gol tunggal kemenangan.
Pemain yang berposisi sebagai gelandang serang atau sayap lantas beralih ke sepakbola virtual. Kevin dan sepupu yang menemani ia tinggal di Kota Hatay, Turki, lantas main playstation.
Keasyikan main hingga dini hari, Kevin menduga sudah sekitar pukul 04 atau 05 dini hari, tiba-tiba ia menyadari ruangan terasa berguncang dan telah terjadi bencana alam gempa Turki.
Kevin Soni meminta sepupunya untuk tetap tenang. Mereka sempat mengambil paspor dan handphone sebelum berusaha keluar dari ruangan.
Dalam ketegangan, Kevin hampir memutuskan untuk melompat dari atas apartemennya. Tapi posisi kamarnya di lantai 7, terlalu tinggi untuk mendarat dengan aman di tanah.
“Aku berpikir, kalau aku lompat, lalu jatuh, dan kakiku patah, aku tak akan bisa main bola lagi. Jadi aku berlari ke arah tangga darurat dan berlari keluar,” cerita Kevin Soni yang memiliki catatan satu pertandingan internasional dengan Kamerun.
Bersama sepupunya, Kevin terhindar dari reruntuhan bangunan. Dengan susah-payah, ia dapat keluar dari gedung apartemen.
Sebagai pemain profesional, Kevin Soni tahu bagaimana mengatur waktu istirahat. Tapi lantaran tim mendapat libur setelah menang, ia bersikap santai dan meneruskan begadang, sembari menunggu waktu untuk shalat shubuh tiba.
“Aku seorang muslim dan berusaha menjalankan agamaku. Apa yang menyelamatkan aku dari bencana ialah karena aku tidak tidur karena aku sekalian ingin menunggu hingga waktu shubuh tiba. Aku juga mau Shalat Dhuha sekitar jam 6:40,” cerita Kevin Soni.
Setelah selamat dari reruntuhan, Soni bergabung rombongan para penyintas yang mencari tim evakuasi. Bersama sepupunya, ia kemudian dapat mencapai markas klub Hatayspor.
Di markas tim, sudah banyak korban lain. Kevin dan kebanyakan lelaki harus menahan lapar karena perempuan dan anak-anak menjadi prioritas untuk mendapat pasokan makanan.
Dari Hatay, dalam keadaan lemah karena lapar dan sedikit luka, Kevin Soni dan sepupunya serta banyak rekan seklub dan keluarga terbang ke Istanbul. Mereka bergabung para penyintas lain yang selamat dari bencana gempa Turki. (raw)
Load more