Tak Masuk di Papan Atas, 3 Klub Underdog Ini Justru Sukses Jadi Juara Liga Champions
- Dok. UEFA
tvOnenews.com - Di era dominasi Real Madrid, Manchester City, dan Bayern Munich, sulit membayangkan ada tim dari liga di luar lima besar Eropa yang bisa mengangkat trofi Liga Champions.
Namun, sejarah ternyata mencatat kisah-kisah fantastis di mana underdog sejati berhasil menaklukkan benua biru.
Jauh sebelum hiruk pikuk uang dan superstar menguasai kompetisi ini, setidaknya ada tiga klub underdog yang berhasil mengangkat trofi Liga Champions. Siapa saja?
1. Glasgow Celtic
Siapa sangka, tim yang membuka gerbang kejayaan Britania Raya di panggung Eropa bukanlah Manchester United atau Liverpool yang megah, melainkan Celtic.
Di final European Cup (kini Liga Champions) musim 1966-1967, dunia menyaksikan kejutan besar di Lisbon.
Celtic, yang saat itu diasuh oleh Jock Stein, berhadapan dengan raksasa Italia yang nyaris tak terkalahkan, siapa lagi kalau bukan Inter Milan.
Nerazzurri kala itu dikenal sebagai La Grande Inter, sebuah dinasti sepak bola yang dipimpin oleh Helenio Herrera.
{{imageId:382345}}
Namun, dalam sebuah malam yang dikenang sebagai salah satu kisah underdog terbaik, The Bhoys sukses membalikkan prediksi dengan kemenangan dramatis 2-1.
Kemenangan tersebut bukan hanya sebuah trofi, melainkan sebuah sejarah manis yang tak terhapuskan, dimana Celtic menjadi klub Britania Raya pertama yang menjuarai kompetisi elite Eropa, jauh sebelum Manchester United, Liverpool, Nottingham Forest, Aston Villa, Chelsea, dan Manchester City berhasil melakukannya.
Celtic berhasil membuktikan bahwa keberanian dan semangat kolektif bisa menaklukkan dominasi dan kekayaan.
2. Steaua Bucharest (FCSB)
Pada musim 1985-1986, dunia sepak bola dikejutkan oleh dongeng sejati. Sebuah klub dari balik Tirai Besi, Fotbal Club FCSB—yang saat itu dikenal sebagai Steaua Bucharest—melakukan invasi historis di panggung Liga Champions.
Kesebelasan asal Rumania ini sukses melaju hingga final dan berhadapan dengan raksasa Spanyol, Barcelona.
Drama klimaks pun terjadi di Stadion Ramón Sánchez Pizjuán, Sevilla. Setelah 120 menit pertarungan sengit berakhir tanpa gol (0-0), nasib trofi ditentukan melalui adu penalti yang menegangkan.
{{imageId:382347}}
Kemenangan Steaua Bucharest atas Barcelona di depan publik Spanyol sendiri bukan hanya sekadar trofi; itu adalah pernyataan politik dan olahraga.
Mereka mencatat sejarah sebagai klub pertama dari Eropa Timur yang berhasil menjuarai Liga Champions, sebuah pencapaian yang membuktikan bahwa keajaiban dan semangat pantang menyerah dapat mengalahkan dominasi klub-klub Barat.
3. Red Star Belgrade (Crvena Zvezda)
Pada tahun 1991, sebelum konflik Balkan mengubah peta Eropa selamanya, sebuah klub dari Yugoslavia berhasil menciptakan guncangan terbesar dalam sejarah sepak bola.
Red Star Belgrade (Crvena Zvezda) melenggang ke final Liga Champions dan berhadapan dengan klub kuat Prancis, Olympique Marseille.
Dalam duel yang berlangsung di Stadion San Nicola, Bari, Italia, ketegangan memuncak. Setelah 120 menit berjalan buntu tanpa gol (0-0), nasib trofi ditentukan melalui drama adu penalti yang heroik. Red Star pun keluar sebagai pemenang, membawa pulang gelar yang tak terduga.
{{imageId:382348}}
Kemenangan ini bukan hanya sekadar kejayaan klub. Red Star Belgrade mencatat sejarah sebagai satu-satunya klub dari seluruh Wilayah Balkan yang pernah menjuarai kompetisi elite Eropa hingga hari ini.
Ironisnya, mereka menorehkan pencapaian tertinggi ini sebagai wakil dari Yugoslavia, sebuah negara berdaulat yang tak lama kemudian bubar.
Gelar tersebut kini berdiri sebagai monumen abadi bagi masa kejayaan sepak bola di masa lalu.
Tiga klub di atas berhasil mencatatkan sejarah baru sekaligus kejutan di final Liga Champions. Mereka membuktikan, bahwa keajaiban di dunia sepak bola bisa saja terjadi. (ism)
Load more