Jejak Panjang Ratu Tisha di Dunia Sepak Bola Indonesia, Kini Duduki Posisi…
- PSSI
Jakarta, tvOnenews.com – Nama Ratu Tisha Destria kembali menjadi sorotan publik setelah Ketua Umum PSSI Erick Thohir resmi mencopotnya dari jabatan Ketua Komite Teknis dan Pengembangan PSSI pada Selasa, 16 September 2025. Keputusan ini diumumkan langsung oleh PSSI sebagai bagian dari langkah evaluasi besar-besaran untuk memperkuat sistem teknis, transparansi, dan integritas organisasi.
Posisi yang ditinggalkan Ratu Tisha kini diisi oleh Alexander Zweiers, Direktur Teknik PSSI. Namun, pencopotan ini bukan berarti akhir dari perjalanan karier Ratu Tisha di sepak bola nasional. Ia masih menjabat sebagai Wakil Ketua Umum II PSSI periode 2023–2027, posisi yang tetap menempatkannya dalam lingkaran strategis pengambil keputusan tertinggi di federasi sepak bola Indonesia.
Ratu Tisha dikenal publik sebagai sosok cerdas, berwawasan global, dan punya peran besar dalam membangun fondasi profesionalisme sepak bola Indonesia. Salah satu jasanya yang paling dikenal adalah keberhasilannya membawa Shin Tae-yong (STY) menjadi pelatih Timnas Indonesia. Ia disebut sebagai orang yang pertama kali menghubungi Federasi Sepak Bola Korea (KFA) untuk menjajaki kerja sama yang akhirnya membawa pelatih asal Korea Selatan itu ke Tanah Air.
Perjalanan karier Tisha di dunia profesional dimulai jauh sebelum ia dikenal publik sepak bola. Ia mengawali kariernya pada tahun 2008 di Schlumberger, sebuah perusahaan jasa perminyakan internasional. Di sana, Tisha belajar banyak tentang eksplorasi data dan manajemen konflik, keahlian yang kemudian membentuk ketajamannya dalam mengelola organisasi besar.
Meski bekerja di sektor energi, kecintaannya pada sepak bola tak pernah padam. Tisha aktif mengikuti seminar internasional dan akhirnya memberanikan diri mendaftar program FIFA Master di International Centre for Sports Studies (CIES). Dari 6.400 pendaftar, hanya 28 orang yang diterima, termasuk dirinya. Ia lulus dengan predikat peringkat ke-7 dan menyandang gelar Master of Art, modal berharga yang membuka jalan kariernya di dunia sepak bola profesional.
Sekembalinya ke Indonesia, Tisha mulai menapaki karier di dunia olahraga sebagai Direktur Kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) tahun 2016. Setahun kemudian, ia diangkat menjadi Direktur Kompetisi dan Operasional PT Liga Indonesia Baru (LIB), operator resmi Liga 1.
Kariernya menanjak cepat. Pada Mei 2017, ia terpilih sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi, menjadikannya perempuan pertama yang memegang posisi tersebut dalam sejarah federasi. Tak berhenti di situ, Tisha juga dipercaya menjadi Wakil Presiden Federasi Sepak Bola ASEAN (AFF) untuk periode 2019–2023.
Langkah dan kiprah Tisha kerap menjadi inspirasi bagi banyak perempuan muda di Indonesia. Di tengah dominasi laki-laki di dunia sepak bola, ia menunjukkan bahwa kepemimpinan yang berorientasi pada data, strategi, dan kolaborasi bisa membawa perubahan nyata.
Kini, meski dicopot dari satu jabatan strategis, pengaruh Ratu Tisha dalam arah kebijakan sepak bola Indonesia masih kuat. Sebagai Wakil Ketua Umum II PSSI, ia tetap berperan dalam merancang kebijakan kompetisi nasional, membangun hubungan internasional, dan memperkuat infrastruktur sepak bola di berbagai daerah.
Karier panjangnya menunjukkan bahwa sosok Ratu Tisha bukan sekadar birokrat sepak bola biasa. Ia adalah figur dengan visi panjang, pemikiran sistematis, dan dedikasi yang kuat terhadap kemajuan sepak bola Indonesia — meski jalan kariernya tak selalu mulus. (nsp)
Load more