4 Tahun Disekolahkan di Uruguay untuk Jadi Bintang Timnas Indonesia, Eks Wonderkid Ini Gagal Total, Kini Justru...
- Kolase tvOnenews.com
tvOnenews.com - Syamsir Alam, nama yang dulu dielu-elukan sebagai masa depan cerah sepak bola Indonesia, kini justru mengukir jalan hidup yang berbeda jauh dari impian awalnya.
Mantan striker Timnas U-23 ini pernah disekolahkan selama empat tahun di Uruguay, negeri sepak bola yang melahirkan legenda dunia, demi mengasah bakat dan mental sebagai calon pemain kelas dunia.
Tapi sayangnya, kisahnya tak berakhir layaknya dongeng indah.
- Kolase tvOnenews.com
Kini, alih-alih berlari di lapangan hijau, Syamsir lebih sering tampil di layar kaca.
Lahir di Sumatera Barat dari pasangan Edinas Sikumban dan Yuliana, Syamsir Alam sudah mencuri perhatian sejak usia belia.
Ia mulai menekuni sepak bola sejak dini dan dengan cepat menembus skuat Timnas U-14 untuk ajang Kejuaraan Asia.
Tak butuh waktu lama, talenta mudanya mengantar dia ke panggung yang lebih besar, Uruguay.
Di sana, Syamsir bergabung dengan Sociedad Anonyma Deportiva (SAD), proyek ambisius PSSI untuk mencetak pemain kelas dunia.
Selama empat tahun, ia hidup, belajar, dan berlatih sepak bola di salah satu negara dengan tradisi sepak bola terbaik di dunia.
Sebuah investasi besar yang membuat publik berharap banyak padanya.
Pada 2007, setelah kembali dari Uruguay, Syamsir menunjukkan sinar terang dengan tampil impresif di Kualifikasi Piala Asia U-19 di Vietnam.
Kariernya pun terus naik daun, hingga akhirnya pada 2011, ia dikontrak oleh klub Eropa, CS Vise, sebuah pencapaian langka bagi pemain Indonesia saat itu.
Tak hanya itu, ia mencatatkan rekor sebagai pencetak gol tercepat dalam sejarah Timnas Indonesia—prestasi luar biasa yang diabadikan dalam video YouTube populer AkitoFootball.
Ia seolah ditakdirkan untuk jadi “Messi-nya Indonesia”.
Tahun 2013, Syamsir mendapat kesempatan emas, bergabung dengan klub MLS Amerika Serikat, DC United.
Tapi seperti banyak kisah pemain muda yang terlalu cepat naik daun, penampilannya di sana jauh dari harapan.
Ia gagal mengamankan tempat di tim utama dan kembali ke Indonesia dengan catatan minor.
Di tanah air, ia bergabung dengan Sriwijaya FC, lalu sempat bermain untuk Pelita Bandung Raya dan Persiba Balikpapan.
Tapi alih-alih bangkit, performanya terus menurun. Nama Syamsir yang dulu dielu-elukan, perlahan meredup di tengah sorotan media dan ekspektasi publik.
Setelah berbagai percobaan gagal di dunia sepak bola profesional, Syamsir Alam memutuskan untuk pensiun dini.
Namun alih-alih tenggelam, ia justru mengejutkan publik dengan langkah barunya, yakni terjun ke dunia hiburan.
Kini, Syamsir dikenal sebagai selebritas muda yang kerap muncul di televisi dan media sosial. Dari lapangan hijau ke layar kaca, ia mengejar mimpi baru dengan cara yang tak kalah berani.
Kisah Syamsir Alam adalah potret klasik tentang harapan, kegagalan, dan keberanian untuk memulai ulang.
Ia mungkin gagal memenuhi harapan sebagai bintang Timnas senior, namun ia tidak menyerah pada hidup.
Dunia mungkin tidak mengenalnya lagi sebagai striker tajam, tapi di layar hiburan, ia menunjukkan bahwa setiap akhir hanyalah awal dari perjalanan yang baru. (tsy)
Load more