Patrick Kluivert Dapat Kabar Gembira, Eks Pemain Korea Utara Bongkar Titik Lemah Jepang: Tidak Bisa…
- PSSI
"Dalam hal itu, penyerang tengah Jepang adalah masalah abadi," lanjut Jong Tae-se.
Kritik ini bukan tanpa alasan. Dalam laga kedelapan kualifikasi melawan Arab Saudi di kandang sendiri, Jepang gagal mencetak satu gol pun dan harus puas berbagi angka 0-0.
Hasil ini mencerminkan kelemahan yang disebut Jong, ketergantungan pada sayap, minimnya variasi serangan di tengah, dan ketiadaan striker yang mampu menyelesaikan peluang sulit.
Jong juga menyoroti kecenderungan para pemain Jepang yang enggan melakukan umpan vertikal berisiko, sehingga permainan mereka menjadi lebih mudah ditebak dan tumpul.
"Karena mereka takut kehilangan bola dan kemudian diserang balik, tidak ada yang berani mengambil risiko," tulis Jong.
Hal ini bisa menjadi kabar baik bagi Patrick Kluivert dan Timnas Indonesia.
Jika Garuda mampu bermain disiplin seperti Arab Saudi dan memanfaatkan minimnya ancaman dari striker tengah Jepang, maka peluang mencuri poin atau bahkan menang tidak mustahil terjadi.
Jong juga menyarankan agar tim lawan Jepang berani menumpuk lini belakang dan memaksa Jepang menyerang dari sisi luar.
Dalam hal ini, kesuksesan Jepang sangat tergantung pada kualitas umpan silang dan kemampuan duel udara striker mereka.
"Striker seperti Ueda dan Machino memang pandai menyundul, tapi tidak ada yang benar-benar agresif dan klinis," ujarnya.
Menurut Jong, inilah alasan Jepang belum bisa dianggap sebagai tim kelas dunia secara penuh.
Ketiadaan striker pembeda membuat mereka sering kesulitan menghadapi tim yang bermain bertahan dan disiplin.
Ini pula yang bisa jadi senjata Indonesia, selama mampu menjaga konsentrasi penuh sepanjang pertandingan.
Dari perspektif ini, Indonesia punya peluang untuk tampil lebih percaya diri dan terarah saat menghadapi Jepang. (adk)
Load more