tvOnenews.com - Kehadiran pemain asing di Liga Indonesia sudah menjadi hal yang umum sejak beberapa dekade terakhir.
Banyak klub di Tanah Air memanfaatkan jasa mereka untuk memperkuat tim dan berkompetisi di level yang lebih tinggi.
Beberapa dari mereka berhasil menjadi ikon di klub masing-masing, bahkan mengukir karier panjang di Indonesia. Namun, kehidupan pasca pensiun bagi para mantan pemain asing ini tidak selalu cerah.
Beberapa di antaranya menghadapi berbagai tantangan setelah gantung sepatu. Berikut ini adalah daftar delapan mantan pemain asing yang nasibnya kurang beruntung setelah pensiun dari sepak bola.
1. Ali Khadafi
Ali Khadafi, pemain asing asal Togo yang sempat merumput di PSM Makassar. Sumber: kolase tim tvOnenews
Ali Khadafi, pemain asal Togo yang sempat memperkuat beberapa klub besar di Indonesia seperti PSM Makassar, Bontang FC, PSPS Pekanbaru, dan Sriwijaya FC, mengalami nasib tragis setelah pensiun.
Khadafi meninggal dunia pada 2015 karena penyakit paru-paru. Kabar kematiannya mengejutkan banyak pihak.
Terutama rekan-rekan sesama pemain di Indonesia yang mengenal Khadafi sebagai sosok yang rendah hati.
Selama kariernya, Khadafi dikenal sebagai pemain yang gigih dan sering menjadi andalan di lini tengah tim-tim yang dibelanya.
2. Pierre Njanka
Pierre Njanka, mantan pemain Timnas Kamerun yang sempat tampil di Piala Dunia, juga malang melintang di Liga Indonesia.
Ia pernah bermain untuk Persija Jakarta, Arema FC, Mitra Kukar, hingga Aceh United. Setelah pensiun, Njanka kembali ke Kamerun dan beralih menjadi pelatih pemain muda di negaranya.
Ia dikenal sebagai sosok yang sangat peduli terhadap pengembangan talenta muda di Kamerun.
Meskipun tidak lagi aktif bermain, Njanka terus berkecimpung di dunia sepak bola dengan harapan bisa membantu generasi baru pemain dari negaranya mencapai level internasional.
3. Patricio Morales
Patricio Morales, pemain asal Chile yang pernah merumput di Liga Indonesia. Sumber: kolase tim tvOnenews
Patricio Morales, pemain asal Chile yang sempat menjadi idola di kalangan Aremania, memiliki karier yang cukup panjang di Liga Indonesia.
Ia pernah bermain untuk Persik Kediri, Persebaya Surabaya, dan Arema FC. Setelah memutuskan gantung sepatu pada 2014, Morales kembali ke negaranya, Chile, namun tak banyak kabar mengenai kehidupan barunya.
Dalam beberapa wawancara, ia sempat menyatakan kesulitannya menyesuaikan diri dengan kehidupan pasca pensiun dari sepak bola.
Kabar terakhir, ia sempat bermain di laga-laga lokal di Chile, namun kehidupannya jauh dari sorotan seperti saat ia masih aktif di Indonesia.
4. Robertino Pugliara
Robertino Pugliara, gelandang serang asal Argentina, pernah menjadi andalan di beberapa klub besar Indonesia seperti Persija Jakarta, Persib Bandung, Persipura Jayapura, hingga Persebaya Surabaya.
Setelah menderita cedera parah, Pugliara memutuskan untuk gantung sepatu pada 2018. Hingga kini, Pugliara belum terikat kontrak dengan klub mana pun dan berada di Argentina.
Ia lebih fokus pada keluarganya dan belum ada kabar lebih lanjut mengenai rencana masa depannya di dunia sepak bola, baik sebagai pelatih maupun agen pemain.
5. Roger Milla
Nama Roger Milla pasti tidak asing di telinga pencinta sepak bola. Legenda Kamerun yang bersinar di Piala Dunia 1990 ini sempat merumput di Indonesia bersama Pelita Jaya dan Putra Samarinda.
Setelah pensiun, Milla aktif sebagai aktivis lingkungan di Afrika. Ia mendirikan yayasan Heart of Africa yang berfokus pada pengolahan sampah plastik menjadi paving block.
Selain itu, Milla juga terlibat dalam Noma Fund, yang didirikan bersama Samuel Eto'o, untuk memerangi penyakit noma, penyakit langka yang banyak menyerang anak-anak di Afrika.
6. Boakay Foday
Boakay Foday, pemain asal Liberia, dikenal lewat penampilannya yang konsisten di Liga Indonesia bersama tim-tim seperti Persiwa Wamena, Sriwijaya FC, Persipura Jayapura, dan Persija Jakarta.
Setelah meninggalkan Persipura pada 2016, ia sempat mencoba peruntungannya di Malaysia dengan mengikuti seleksi tim Sarawak pada 2017.
Sayangnya, ia gagal menembus skuad tersebut. Kini, di usia yang sudah tidak muda lagi, Boakay dikabarkan bertahan hidup dengan mengikuti pertandingan tarkam (antar kampung) di wilayah Jabodetabek.
7. Igor Joksimovic
Igor Joksimovic, mantan striker PSIS Semarang pada musim 2007-2008, meninggalkan kesan mendalam di Liga Indonesia.
Setelah pensiun, Joksimovic memilih jalur politik di negaranya, Bosnia. Ia sempat menjabat sebagai walikota di salah satu kota kecil di sana dan kini aktif sebagai Presiden Klub di Bosnia.
Selain itu, Joksimovic juga menjadi agen pemain, membantu pemain-pemain muda Bosnia mengembangkan karier mereka di level profesional.
8. Marcos Flores
Marcos Flores, gelandang asal Argentina yang pernah membela Persib Bandung dan Bali United. Sumber: kolase tim tvOnenews
Marcos Flores, gelandang asal Argentina yang pernah membela Persib Bandung dan Bali United, pensiun pada 2020 setelah berkarier di Australia.
Setelah gantung sepatu, Flores memutuskan untuk menjadi pelatih di akademi sepak bola di Australia, di mana ia juga menimba ilmu untuk lisensi kepelatihan.
Kehidupan Flores tampaknya berjalan baik pasca pensiun, dengan karier barunya sebagai pelatih yang membuka jalan bagi para pemain muda untuk berkembang.
Dalam dunia sepak bola, nasib pasca pensiun para pemain berbeda-beda. Seperti halnya Boakay Foday yang kini bermain tarkam, kehidupan beberapa pemain lain juga tidak semulus yang dibayangkan.
Patricio Morales, meskipun tidak lagi di Indonesia, masih belum berhasil menemukan pijakan baru di luar sepak bola profesional.
Ali Khadafi yang sudah tiada, meninggalkan kenangan bagi para penggemar sepak bola Indonesia.
Sementara itu, Roger Milla, Pierre Njanka, dan Marcos Flores, menunjukkan bahwa dengan perencanaan yang baik, mantan pemain dapat tetap sukses di luar lapangan.
Dunia sepak bola memang tidak hanya menawarkan gemerlap di atas lapangan, namun juga tantangan besar setelah karier sebagai pemain berakhir. (udn)
Load more