Sabu 2,1 Ton dan Jurnalisme “Kaki”
- istimewa
Catatan Ecep Suwardaniyasa, Pemimpin Redaksi tvOnenews.com
SALAH satu kemewahan sebagai jurnalis yang patut saya syukuri adalah saya masih bekerja dan turun ke lapangan, mengolah, menelusuri, menghubung-hubungkan fakta, lalu kemudian menulis kesimpulan awal atas peristiwa-peristiwa yang didapat.
Dengan sikap kritis, saya menganalisa kembali, menkonfrontir kesimpulan awal dengan narasumber-narasumber kunci di lapangan. Begitulah, saya percaya bahwa jurnalisme bekerja, sesuatu yang sayangnya sekarang semakin sedikit pengikutnya.
Kata guru-guru saya, jurnalisme dimulai pertama-tama adalah soal kaki, baru kepala. Artinya profesi ini sebenarnya mengandalkan kekuatan kaki, stamina, daya tahan, kekuatan berjibaku di lapangan. Setelah verifikasi di lapangan, barulah menulis depan laptop yang mengandalkan isi kepala.
Karena itu, saya senang sekali ketika Badan Narkotika Nasional (BNN) mengajak saya menginvestigasi peredaran narkoba di daerah paling panas di kawasan ASEAN: Selat Malaka. Mengikuti dan menikmati proses, saya cukup sabar bergabung dengan tim di lapangan.
Ini sebuah kenikmatan lama, mengingat kembali jurnalisme investigasi yang pernah saya geluti. Saya menyaksikan bagaimana anggota BNN mengendap-ngendap di dalam dak kapal, tidur dengan gelisah, mengamati dan menginterogasi awak Kapal Motor Sea Dragon Tarawa di tengah laut.
Sempat kejar-kejaran hingga memasuki perairan Malaysia, belasan petugas BNN akhirnya menangkap awak kapal di tengah laut. Dan betul saja, di dalam kapal, persisnya gudang samping mesin kapal, ditemukan 31 kardus berwarna cokelat berisi puluhan bungkus plastik kemasan teh Guanyinwang warna hijau. Dalam bungkusan terlihat serbuk kristal yang mengandung narkotika jenis sabu.
Saya pernah beberapa kali ikut dalam operasi penangkapan penyelundupan narkoba di sejumlah perairan di Indonesia, tapi kali ini terasa istimewa bukan saja jumlah barang buktinya yang jumbo, yaitu seberat 2.000.000 (dua juta) gram atau 2 ton, tapi juga melihat secara langsung kawasan segitiga emas penyelundupan narkoba.
Penyelundupan sabu dengan kemasan teh adalah cara-cara klasik yang sangat khas dari narkoba yang diselundupkan di kawasan Golden Triangle. Di kawasan ini produksi utamanya terpusat di Myanmar. Sisanya dari negara-negara Mekong lainnya seperti Laos, Thailand, atau Kamboja. Sabu diproduksi dari pabrik-pabrik besar dan didistribusikan di wilayah ASEAN, Oceania dan Asia Timur.
Load more