LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Timnas Indonesia Taklul dari Jepang
Sumber :
  • tvOnenews.com - Julio Tri Saputra

Catatan Sepak Bola M Niagara: Kualifikasi Piala Dunia 2026 Kalah Dari Jepang, Bukan 'Kiamat'!

Kekalahan Timnas Indonesia dari Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia bukan kiamat bagi sepak bola Tanah Air

Sabtu, 16 November 2024 - 21:31 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - BLAAAASSS. Ada amarah ada kecewa. Ada bergerombol perasaan tak menentu, berdesakan dalam dada, ketika menyaksikan Tim Nasional kita dihajar Jepang, 4-0.  Sungguh hasil yang sama sekali jauh dari harapan. Hasil yang membuat peluang Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia 2026, semakin berat.

Tapi, jangan juga kita saling memaki. Saling menyudutkan dan saling menyalahkan. Kekalahan dari Jepang, Jumat malam (15/11/24) di hadapan 73 ribu penonton yang hadir langsung di Stadion Utama GBK, dan puluhan juta pasang mata yang menyaksikan lewat kaca RCTI, bukan akhir segalanya. Kelelahan itu hendaknya bisa kita jadikan awal kebangkitan secara total.

PSSI, Pelatih Shin Tae-yong (STY), manajer, dan para pemain, harus bisa menerima kritik sepedas apa pun. Kritik yang berasal dari bahasa Yunani, Clitikos bermakna sebagai koreksi. Kritik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bermakna kecaman atau tanggapan berdasarkan fakta yang baik dan buruk.

Kritik berbeda dengan makian. Makian didasari, utamanya kebencian yang juga bisa dilandasi rasa iri atau dengki dan dibalut dengan kata-kata. Isinya adalah kata-kata kotor, kasar, dan dikeluarkan untuk melampiaskan kemarahan serta kekecewaan.

Baca Juga :

Perbedaan keduanya, sangat jelas: Kritik yang baik adalah koreksi dan selalu menampilkan jalan keluar. Sementara makian adalah bentuk umpatan dan penghakiman yang tidak membutuhkan jalan keluar.

Brasil Pernah
Kisah pilu timnas Garuda kita, sesungguhnya masih belum separah Brasil. Bayangkan, negeri yang menjadi juara dunia terbanyak, 5 kali: 1958, 62, 70, 94, dan 2002, pernah dibantai Jerman dalam semifinal Piala Dunia 2014, 7-1.

Pembantaian itu terjadi di Stadion Mineirao, Bela Horizonte, Rio de Janeiro (9/7/2014), di rumah dan di hadapan pendukung Brasil sendiri. Saat itu, saya bersama Bernard Pepe mantan pemain Persija menjadi komentatornya di ANTV. Laga juga disaksikan oleh Erick Thohir yang saat itu masih menjadi Dirut di Media Grup Bakrie, bersama Anin Bakrie yang kini menjadi Ketua Kadin, serta Reva Deddy Utama, Wapemred Antv/tvone.

Tidak hanya itu, saat memperebutkan peringkat ketiga, Brasil juga kalah telak dari Belanda, 3-0.

Kala itu, tak ada orang Brasil yang tak marah. Bahkan, tak sedikit orang non-Brasil yang ikut kecewa. Tapi, sepak bola Brasil tidak padam. Gagal di Piala Dunia juga bukan yang pertama, namun kehidupan sepak bola di negeri Samba itu tetap terus berjalan, meski hingga hari ini Brasil belum bisa kembali menjadi juara dunia.

Kita, memang bukan Brasil. Dari segi apa pun, jauh dari Brasil. Untuk itu, Brasil saja tidak kiamat, mengapa kita harus menamatkan diri? Mengapa seolah-olah kekalahan yang memang menyakitkan itu harus menghapus seluruh mimpi? Menutup semua harapan?

Finishing
Seorang sahabat mengirimkan gambar dari (11/8/1968) saat timnas kita membantai Jepang 7-0. Mas Gareng (Soetjipto Soentoro) membuat hattrick, Yakob Sihasale mencetak dua gol awal, kemudian Abdul Kadir, dan Surya Lesmana masing-masing mencetak satu gol.

Jauh sebelum itu, di Asian Games III, Tokyo, kita pun menang 4-3 atas Jepang. Tapi, jika di total secara keseluruhan, lebih banyak kita kalah. Tiga kekalahan terbesar kita; 0-6 (10/8/1968) Merdeka Games, 0-4 (31/5/1978) Piala Jepang, dan 0-5 di Kualifikasi Piala Dunia 1990, di Tokyo (11/6/1989).  Khusus laga ketiga ini, saya bersama beberapa sahabat, satu di antaranya Eddy Lahengko, meliput langsung ke Tokyo.

Sahabat lain melemparkan tanya dan selintas analisa: "Saya masih mikir, apakah pemain yang bagus-bagus saat main di Eropa, masih cocok dilatih oleh pelatih Asia?" tanyanya lewat WA.

"Pak MN (inisial saya saat masih di Kompas) yang sudah malang-melintang di persepakbolaan nasional, regional bahkan Internasional yang bisa menjawab itu!" tulisnya.

Jujur pertanyaan dan analisa yang tidak mudah untuk dijawab. Saya termasuk pengamat yang ingin STY dipertahankan. Sejak PSSI lahir, 19 April 1930, belum sekalipun kita bisa ikut Piala Asia di tiga level. Saat ini, timnas U17, U20, dan Senior sudah lolos ke pesta sepakbola Asia itu.

Catatan: Tahun 1961, timnas junior kita sempat meraih tiket juara bersama Burma (Myanmar, sekarang). Saat itu, kel9mpok umur hanya ada dua senior dan junior.

Tetapi, saat ini, saya mulai goyah. Namun tidak otomatis mengatakan STY out, tidak. Mempertahankan atau mengganti STY, mutlak hak PSSI. Saya sebagai wartawan hanya sebatas membuat  evaluasi. Jujur pula, ini sangat penting. Dan, harus didasari dengan perhitungan yang cermat. Bukan didasari dengan kebencian.

Suka atau tidak, STY dan tim, sudah menghasilkan sesuatu yang belum pernah dicapai oleh PSSI sebelum ini. Bahwa STY khususnya dan tim pada umumnya masih memiliki kekurangan, itu dasar dan basis evaluasi saya.

Pertama, hingga saat ini STY dan tim belum berhasil menemukan pemain yang memiliki naluri dan kemampuan mencetak gol. Kalau pun selama ini tim mampu mencetak gol, menurut hemat saya, sporadis saja. Rafael Struick dan Ragnar Oratmangoen, bukan pemain yang masuk dalam kategori itu.

Jadi, jika pemain yang seperti itu belum juga ditemukan, maka kesulitan demi kesulitan akan terus dihadapi.

Kedua, lebih dari 70 persen, awak timnas kita berasal dari Eropa, khususnya warga keturunan yang lahir dan besar di negeri Kincir Angin. Pemain-pemain itu juga berkarya di negeri yang sempat menjajah kita. Mereka semuanya dipilih oleh STY dan disetujui oleh PSSI.

Secara teori, pasti ada gap di sana. satu di antaranya kebudayaan dan kebiasaan yang jauh berbeda. Apalagi STY punya kendala bahasa. Artinya, banyak soalan yang  disampaikan, terpaksa melewati jalan memutar. Dengan begitu, sangat sulit STY memberi motivasi khusus untuk para pemain.

Jadi, kita tak punya pilihan lain kecuali mencari dengan sungguh-sungguh bomber-bomber yang mampu membuat gol dan haus gol. Dulu kita punya Soetjipto Soentoro, Syamsul Arifin, Bambang Nurdiansyah, dan Ricky Yakob. Meski capaian timnas kita hanya di situ, tidak mampu meraih gelar resmi di tingkat Asia, kelas keempatnya sebagai bomber, sungguh sangat tinggi.

Begitu juga soal komunikasi dan motivasi khusus pada para pemain, PSSI perlu memikirkan mencari pendamping STY dari Belanda.

Dua langkah itu insyallah  akan buat timnas kita sungguh-sungguh beda. Tanpa keduanya, saya mulai khawatir akan perjalanan tim kita ke Piala Dunia 2026.

Sekali lagi, betul kita kalah telak 4-0 dari Jepang. Betul kita marah dan kecewa. Tapi, dunia belum 'kiamat'. Harapan di laga, Selasa 19/11/2024 vs Arab Saudi masih tetap terbuka.

Tetap yakin dan tetap semangat!

Oleh: M. Nigara
Wartawan Sepakbola Senior

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
2 Link Live Streaming UFC 309: Ada Baku Hantam Jon Jones Vs Stipe Miocic Berebut Sabuk Gelar Juara Kelas Berat

2 Link Live Streaming UFC 309: Ada Baku Hantam Jon Jones Vs Stipe Miocic Berebut Sabuk Gelar Juara Kelas Berat

Link live streaming UFC 309, di mana ada baku hantam perebutan sabuk gelar juara kelas berat antara Jon Jones Vs Stipe Miocic pada Minggu (17/11/2024).
Profil Ole Romeny Resmi Dinaturalisasi Erick Thohir untuk Perkuat Skuad Timnas Indonesia, Ternyata Keturunan...

Profil Ole Romeny Resmi Dinaturalisasi Erick Thohir untuk Perkuat Skuad Timnas Indonesia, Ternyata Keturunan...

Profil Ole Romeny pemain keturunan Sumatera Utara yang resmi jalani proses naturalisasi untuk memperkuat Timnas Indonesia. Resmi memulai karier di usia 18 tahun
Sinyal Jadi Ketum PPP Menguat, Mardiono: Prajurit Kalau Diberi Tugas, Jalan!

Sinyal Jadi Ketum PPP Menguat, Mardiono: Prajurit Kalau Diberi Tugas, Jalan!

Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono mengaku belum menyatakan maju atau tidak sebagai Ketum PPP.
Densus 88 Polri Cegah Terorisme di Lingkup Perusahan Pelat Merah

Densus 88 Polri Cegah Terorisme di Lingkup Perusahan Pelat Merah

Densus 88 Polri bekerja sama dengan PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU) melakukan sosialisasi pencegahan terorisme kepada jajaran perusahaan pelat merah tersebut.
Bacaan Sholawat Ummi Jadi Amalan Hari Jumat Menghapus Dosa Selama 80 Tahun, Ini Tulisan Arab, Latin, dan Artinya

Bacaan Sholawat Ummi Jadi Amalan Hari Jumat Menghapus Dosa Selama 80 Tahun, Ini Tulisan Arab, Latin, dan Artinya

Keutamaan Sholawat Ummi mampu menjadi amalan hari Jumat penghapus segala dosa selama 80 tahun. Apalagi bacaan ini bisa dibaca pada malam Jumat paling dahsyat.
Baru Sandang Status Janda Ruben Onsu, Sarwendah Bersama Betrand Peto Langsung Lakukan Hal dan Diunggah ke Instagram: Semangatku

Baru Sandang Status Janda Ruben Onsu, Sarwendah Bersama Betrand Peto Langsung Lakukan Hal dan Diunggah ke Instagram: Semangatku

Tepat di hari perceraiannya dengan Ruben Onsu, Sarwendah yang baru saja menyandang status janda itu langsung berani mengunggah hal ini bersama Betrand Peto.
Trending
Densus 88 Polri Cegah Terorisme di Lingkup Perusahan Pelat Merah

Densus 88 Polri Cegah Terorisme di Lingkup Perusahan Pelat Merah

Densus 88 Polri bekerja sama dengan PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU) melakukan sosialisasi pencegahan terorisme kepada jajaran perusahaan pelat merah tersebut.
Timnas Indonesia Dapat 3 Kabar Baik Meski Kalah dari Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Garuda Bisa Jaga Asa Lolos

Timnas Indonesia Dapat 3 Kabar Baik Meski Kalah dari Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Garuda Bisa Jaga Asa Lolos

Meski baru telan kekalahan dari Jepang, namun Timnas Indonesia mendapat sejumlah kabar baik jelang hadapi Arab Saudi pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Respons Erick Thohir usai Shin Tae-yong Anggap Eliano Reijnders Belum Pantas Jadi Pilihan Utama di Timnas Indonesia

Respons Erick Thohir usai Shin Tae-yong Anggap Eliano Reijnders Belum Pantas Jadi Pilihan Utama di Timnas Indonesia

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, angkat bicara soal Eliano Reijnders yang disebut Shin Tae-yong belum pantas menjadi pilihan utama di skuad Timnas Indonesia.
Di Depan Para Pemain Timnas Indonesia usai Kekalahan Telak dari Jepang, Erick Thohir Ancam Mundur sebagai Ketum PSSI Jika…

Di Depan Para Pemain Timnas Indonesia usai Kekalahan Telak dari Jepang, Erick Thohir Ancam Mundur sebagai Ketum PSSI Jika…

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan ultimatum kepada para pemain Timnas Indonesia akan mundur jika hal ini terjadi kepada pasukan Shin Tae-yong, ada apa?
Kevin Diks Sebut Timnas Indonesia Cukup Beruntung Usai Digulung Jepang 0-4 di Stadion GBK: Sangat Luar Biasa...

Kevin Diks Sebut Timnas Indonesia Cukup Beruntung Usai Digulung Jepang 0-4 di Stadion GBK: Sangat Luar Biasa...

Pemain belakang Timnas Indonesia, Kevin Diks mengatakan bahwa Timnas Indonesia cukup beruntung terkait kekalahan dari Jepang dengan skor 0-4, Jumat (15/11).
Omongan Jujur Striker Jepang soal Gol Bunuh Diri Justin Hubner ke Gawang Timnas Indonesia, Akui Ia Merasa...

Omongan Jujur Striker Jepang soal Gol Bunuh Diri Justin Hubner ke Gawang Timnas Indonesia, Akui Ia Merasa...

Salah satu striker Jepang komentari gol bunuh diri Justin Hubner ke gawang Timnas Indonesia saat Skuad Shin Tae-yong hadapi Jepang, Timnas Indonesia kalah 0-4
Meski Gagal Kalahkan Jepang, Shin Tae-yong Berhasil Buktikan Omongan Legenda Timnas Indonesia Ini, Kondisi Skuad Garuda Kini Sudah …

Meski Gagal Kalahkan Jepang, Shin Tae-yong Berhasil Buktikan Omongan Legenda Timnas Indonesia Ini, Kondisi Skuad Garuda Kini Sudah …

Timnas Indonesia takluk 4-0 dari Jepang dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026, tetapi Shin Tae-yong berhasil buktikan pendapat Bambang Pamungkas soal pentingnya...
Selengkapnya
Viral