ADVERTISEMENT

News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali

Politik Melodrama vs Politik Gagasan

Politisi dan elit politik saatnya sadar, bukan masanya lagi saling saling sindir dan menebar gimik gimik politik, termasuk yang dilakukan dari orang-orang Istana. 
  • Reporter :
  • Editor :
Senin, 20 November 2023 - 14:25 WIB
Kolase Foto - Wapemred tvonenews.com, background pengundian nomor urut Capres/Cawapres di KPU.
Sumber :
  • tim tvonenews

INDONESIA tak akan bergerak dengan melodrama, tapi apa boleh  buat, hari hari ini kehidupan politik didominasi dan digerakkan oleh para king maker yang mengolah politik seperti sutradara sinetron

Dalam hidup yang monoton, penuh ketidakpastian, melodrama memang akan melupakan masyarakat dari problem utamanya: kesulitan hidup. 

Saya ingat, bagaimana orang orang miskin di India melupakan himpitan ekonomi, mereka mengantre tiket bioskop yang berhasil dibelinya dengan cara apa saja ----termasuk menjual darahnya di rumah sakit, asalkan dapat bermimpi menonton bintang pujaanya menari dan berkasih kasihan di bioskop.

Sebab, masyarakat bawah tahu, politik hanya jadi soal yang rutin, seremoni prosedural lima tahunan yang tak mengubah nasibnya. Akhirnya sihir melodrama adalah cara instan mengalihkan perhatian publik dari persoalan penting dan substansial.

Dan dengan mahir, presiden yang menyutradarainya ---kini tengah berperan sebagai king maker, menyiapkan kemenangan untuk mantan rival dan anaknya--- mengritik budaya yang sebenarnya ikut disuburkan oleh dirinya: melodrama.

Misalnya dalam pengundian nomor urut pasangan capres cawapres Selasa (14/11/2023) pekan lalu, dua orang anak Presiden yang tiba tiba masuk di jajaran elit nasional itu, entah dengan kewajaran atau sebuah desain politik, tiba-tiba sungkem pada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. 

Proses terlihat normal, alamiah, mulus sebagai unggah ungguh budaya Timur. Penghormatan sorang eks kader pada mantan atasannya di partai politik

Esoknya narasi melodrama disebarkan oleh para pendengung (buzzer). Gambar gambar dramatik beredar, bahwa sang tokoh senior menampik permohonan sumkem dari anak anak muda. Sebuah pameran kesombongan sedang dipertontonkan. Dan Gibran-Kaesang adalah tokoh protagonis yang akan melawan antagonisme tokoh tokoh tua

Penonton bertepuk, konstituen terbelah, dengan segera dipaksa mendukung salah satu pihak. Terutama ‘tokoh baik’, ‘berbudi pekerti’ segera mendapatkan simpati.

Demikian, seperti dalam cerita berlarat-larat sinetron atau opera sabun, kita tak mendapatkan karakter kuat yang meyakinkan, yang dibentuk dari perjalanan, sejarah, konflik pribadi (inner) sang tokoh sendiri, tapi hanya dari situasi pertentangan tokoh dengan orang lain. Pertentangan antara si jahat dengan si baik, perlawanan si baik melawan situasi menindas, perjuangan moral melawan kesombongan. Cerita kodian yang hitam putih. Publik dianggap tak memiliki nalar kritis, maka dijejali cerita berselera rendah yang berulang ulang setiap lima tahunan. 

Tengoklah, adakah akal sehat, gagasan jitu, program logis dari baliho, poster, billboard  para caleg yang disebar tak menarik itu (sebagian bahkan serampangan dipaku pada pohon-pohon peneduh pinggir jalan). 

Jika partai anu berkuasa BBM akan dibagikan gratis, biaya BPJS ditanggung negara, kemiskinan segera lenyap, pertumbuhan ekonomi melesat, bla, bla, bla. Tapi yakinkah rakyat? Percayakah warga selain anggapan bahwa itu hanya upaya sesaat masa kampanye untuk mendapatkan suara?

Sebagai syarat prosedural untuk melengkapi pendaftaran capres dan cawapres, ada visi misi yang didaftarkan tiga pasang capres, tapi adakah warga yang peduli dengan program-program partai politik sekarang ini? Padahal dari mana  pertarungan gagasan akan kita dapatkan, jika tidak dari visi misi yang disertakan capres cawapres saat mendaftar pada Komisi Pemilihan Umum. 

Baiklah, saya mencoba berupaya mencarinya. Ternyata dari laman KPU saya menemukan program kerja, visi misi yang sudah disusun, ditawarkan pada publik oleh masing masing tim sukses pasangan capres dan cawapres jika kelak berkuasa. 

Sebisanya saya berusaha menjadi pemilih yang bertanggungjawab, rasional, meski sebenarnya sangat sulit mencari pembeda dari kumpulan kata kata bernada slogan itu.

Yang segera terlihat adalah keseragaman; misalnya karena pemilu 2024 mencari presiden ke delapan RI, ketiga timses capres lalu menamakan visi misi mereka menggunakan angka delapan. 

Timses Anies baswedan-Muhaimin (AMIN) menggunakan frasa “8 Jalan Perubahan”; pasangan Prabowo-Gibran menggunakan tagline “Asta Cita”; pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD menamakan visi misinya  “Delapan Gerak Cepat Ganjar Pranowo-Mahfud MD”. 

Yang saya lihat secara fisik, draft visi misi pasangan AMIN lebih tebal dari Prabowo Subianto-Gibran dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Tim Anies membuat visi misi setebal 140 halaman dengan ukuran file hingga 14.808 KB. 

Pasangan Prabowo-Gibran membuat visi misi setebal 89 halaman dengan ukuran file 26.822 KB. Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD membuat visi misi setebal 89 halaman dengan ukuran file 26.822 KB. 

Lalu, dari mana kita tahu simbol, pesan, nilai nilai yang digagas capres cawapres? Salah satu paling mudah adalah dari diksi diksi yang disampaikan dalam visi misi tersebut. 

Pasangan AMIN tegas berpihak pada nilai nilai perubahan dan keadilan. Jargon perubahan dan keadilan menjadi nilai nilai simbolik yang kuat jadi branding pasangan AMIN, termasuk pemilihan nama Koalisi Perubahan. Dalam setiap pertemuan dengan konstituen dua kata ini, perubahan dan keadilan selalu jadi kata kata kunci yang disampaikan.  

Dalam visi misinya kata keadilan disebut hingga 227 kali. Tak ada capres yang melakukan hal serupa: Prabowo-Gibran hanya menyebut 17 kali, sementara Ganjar-Mahfud menyebutnya  41 kali.

Pasangan Prabowo-Gibran merasa jadi perpanjangan dan kelanjutan dari pemerintah yang berkuasa. Agaknya Prabowo-Gibran mengidentifikasi sebagai pasangan terabsah, paling merepresentasikan Jokowi. Asta Cita, delapan hal  yang akan dicapai dan diwujudkan Prabowo_Gibran jika terpilih identik dengan Nawa Cita Presiden Jokowi ketika berlaga di Pilpres 2014. Ada empat menteri Jokowi yang bergabung dengan koalisi ini. Nama pun mengacu pada kabinet Jokowi: Koalisi Indonesia Maju. 

Dalam visi misi Prabowo-Gibran, nama Jokowi disebut hingga 17 kali, sedangkan AMIN hanya menyebut satu kali, Ganjar-Mahfud menyebutnya dua kali.  

Sementara, pasangan Ganjar-Mahfud MD menyuguhkan program yang identik dengan PDIP: berdaulat secara politik, berdikari dalam ekonomi dan bermartabat secara kebudayaan. 

Diksi gerak cepat banyak disebut oleh pasangan ini hingga 82 kali, lebih banyak dari pasangan AMIN dan Prabowo-Gibran. 

Dengan ini, Ganjar-Mahfud seperti menarasikan pasangan ini akan melakukan percepatan pembangunan. Visi misi Ganjar-Mahfud MD juga mengapresiasi kemajuan yang dicapai pemerintahan Jokowi, meski tidak menyebutkan program pemerintah yang dimaksud.

Ada adagium, detail akan membuat orang percaya. Dalam hal ini hanya Anies-Muhaimin yang membesut programnya menyertakan target capaian yang detil, lengkap berdasarkan dengan indikator angka. 

Target indeks gini misalnya dari 0,388 pada 2023 akan menjadi 0,36-0,37 pada 2029, indeks pembangunan manusia akan berada di angka 74,0-75,0 pada 2029, indeks persepsi korupsi akan ditingkatkan dari posisi 34 (2022) menjadi ke 44-46 pada 2029, indeks demokrasi dari 6,71 (2022) menjadi 7,30-7,50 pada 2029. Target terukur jelas ini tidak dilakukan oleh Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud MD.  

Demikian, ketika Presiden Jokowi mengecam pilpres menjadi terlalu melodramatik, saya berharap ada upaya sungguh sungguh presiden mengetengahkan, mewacanakan diskusi tentang nilai nilai, program kerja, platform tiap pasangan capres-cawapres. 

Politisi dan elit politik saatnya sadar, bukan masanya lagi saling saling sindir dan menebar gimik gimik politik, termasuk yang dilakukan dari orang-orang Istana. 

Pemilu yang hanya tinggal kurang dari tiga bulan ini harus digelar sebagai pendidikan politik, seperti yang sudah diputuskan MK dengan memperbolehkan kampanye politik di lembaga pendidikan dan sekolah. Sebab, yaitu tadi, Indonesia tak akan bergerak dengan melodrama. 
(Ecep Suwardaniyasa Muslimin)

 

Komentar

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

Jangan Lewatkan

Penembakan Massal Brutal di Pantai Australia: 12 Orang Tewas

Penembakan Massal Brutal di Pantai Australia: 12 Orang Tewas

Kepolisian New South Wales (NSW) menginformasikan bahwa jumlah korban tewas dalam insiden penembakan massal di Pantai Bondi, Australia, bertambah menjadi 12 orang.
Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Masa depan Marc Marquez di Ducati masih jadi tanda tanya besar di MotoGP 2027.
Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, mendesak Kapolri untuk tidak ragu mengambil langkah tegas terhadap enam polisi mengeroyok dua Mata Elang hingga korban tewas di Kalibata, Jakarta Selatan.
Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Kesenian tradisional ludruk kembali membuktikan relevansinya dalam merespons isu-isu sosial kontemporer dan dinamika perjuangan rakyat. Hal ini diangkat dalam pementasan lakon "Ku Tunggu di Jogja" yang dibawakan oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Studi Teater Tradisi (Status) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Omah Petroek, Sabtu (13/12) malam.
Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Sebelum menunaikan shalat, setiap Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu berwudhu. Berikut bacaan doa sebelum dan setelah berwudhu
Menantu Kerap Ditekan Permintaan Mertua? Ini Jawaban Bijak dari Ulama untuk Membantu Menyikapinya

Menantu Kerap Ditekan Permintaan Mertua? Ini Jawaban Bijak dari Ulama untuk Membantu Menyikapinya

Ketika suami istri masih menetap di rumah orang tua, tak jarang orang tua menyimpan harapan terhadap anak dan menantunya. Bila mertua banyak permintaan, menantu harus bagaimana?

Trending

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, mendesak Kapolri untuk tidak ragu mengambil langkah tegas terhadap enam polisi mengeroyok dua Mata Elang hingga korban tewas di Kalibata, Jakarta Selatan.
Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Kesenian tradisional ludruk kembali membuktikan relevansinya dalam merespons isu-isu sosial kontemporer dan dinamika perjuangan rakyat. Hal ini diangkat dalam pementasan lakon "Ku Tunggu di Jogja" yang dibawakan oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Studi Teater Tradisi (Status) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Omah Petroek, Sabtu (13/12) malam.
Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Masa depan Marc Marquez di Ducati masih jadi tanda tanya besar di MotoGP 2027.
Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Sebelum menunaikan shalat, setiap Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu berwudhu. Berikut bacaan doa sebelum dan setelah berwudhu
Update Klasemen Medali SEA Games 2025, Minggu 14 Desember hingga Pukul 18.00 WIB: Jetski Persembahkan Emas ke-38 untuk Indonesia

Update Klasemen Medali SEA Games 2025, Minggu 14 Desember hingga Pukul 18.00 WIB: Jetski Persembahkan Emas ke-38 untuk Indonesia

Kontingen Indonesia menambah perolehan medali di SEA Games 2025, Minggu (14/12/2025).
Selamat Berbahagia, 4 Shio yang Tiba-tiba Cuan Minggu Depan 15–21 Desember 2025: Shio Ular Dapat Bantuan

Selamat Berbahagia, 4 Shio yang Tiba-tiba Cuan Minggu Depan 15–21 Desember 2025: Shio Ular Dapat Bantuan

​​​​​​​Ramalan shio minggu 15–21 Desember 2025 ungkap 4 shio tiba-tiba cuan serta 8 shio stabil dengan nasihat keuangan dan angka hoki masing-masing shio.
Profil Lengkap Young Syefura, Anggota Parlemen Malaysia yang Terus Digoda oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Profil Lengkap Young Syefura, Anggota Parlemen Malaysia yang Terus Digoda oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Berikut profil lengkap anggota Parlemen asal Malaysia, Young Syefura Othman yang terus digoda oleh Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi saat melakukan kunjungan kerja.
Selengkapnya

Viral

ADVERTISEMENT