LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Moh Ramli, Pegiat Media, Lulusan S2 Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA Jakarta
Sumber :
  • Dok.Pribadi

Kader-kadernya NU Kok Hanya Jadi Cawapres?

Dalam sejarah pemilihan presiden di Tanah Air, hanya satu kader NU yang berhasil menduduki jabatan tertinggi di Negeri ini, yakni Abdurrahman Wahid atau Gus Dur

Minggu, 8 Oktober 2023 - 14:01 WIB

Nahdatul Ulama (NU) adalah ormas terbesar di Indonesia. Namun, dalam dunia politik praktis, organisasi yang didirikan oleh Kiai Hasyim Asy'ari ini seperti tak bisa berbuat banyak. 

Dalam sejarah pemilihan presiden di Tanah Air, hanya satu kader NU yang berhasil menduduki jabatan tertinggi di Negeri ini, yakni Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Ia pernah menjadi Presiden RI ke-4, wakilnya adalah Megawati Soekarnoputri.

Selepas sejarah itu, kader-kader NU seperti tak leluasa menyodorkan kandidat calon presiden sendiri. Payahnya, setiap lima tahun, kader organisasi yang didirikan pada 31 Januari 1926 ini hanya menjadi cawapres saja. 

Di alam demokrasi yang terjadi di negara tercinta kita, sosok wakil presiden adalah tak lebih dari sekedar ban serep saja. Artinya, pengaruh dalam banyak kebijakan yang ditandatangani oleh seorang Kepala Negara, suara dan pengaruh sosok wakil sangat minim sekali. 

Baca Juga :

Pada pemilihan presiden atau Pilpres 2024, para kader NU lagi-lagi hanya jadi cawapres saja. Bahkan, kader-kader organisasi yang kini dipimpin oleh KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya jadi rebutan partai politik, karena dinilai akan mendukung suara. 

Bukan tanpa alasan, NU memiliki jamaah mayoritas di penduduk Negara Khatulistiwa ini. Data yang pernah dibeberkan Ketua Umum PBNU, Gus Yahya tahun 2022, setidaknya 59,2 persen dari seluruh penduduk beragama Islam di Indonesia mengaku sebagai warga NU.

"Kalau umat Islam diperkirakan 250 sampai 260 juta, 59,2 persen itu berapa, bisa sampai 150 juta, ini luar biasa," kata Gus Yahya, dalam pidatonya di Rakernas IX Lembaga Dakwah NU, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (25/10/2022). 

Kader NU Harga Mati

Saat ini sudah ada tiga kandidat potensial untuk maju sebagai Capres 2024. Mereka antara lain adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Baru nama terakhir itu yang sudah memilki cawapres yakni Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Kubu Anies realistis. Dipilihnya Muhaimin oleh Koalisi Perubahan karena pria asal Kabupaten Jombang, Jawa Timur itu adalah ketua umum partai politik, sekaligus titisan dari pendiri NU sendiri. Mereka merasa "bunuh diri" sejak dini jika harus memaksakan memilih Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres.

Kini hanya tinggal Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang belum mengumumkan cawapresnya. Saya dan Anda pun satu pikiran, satu prediksi, mereka tetap akan memilih pendamping dari kader NU. Itu harga mati.

Setidaknya saat ini masih ada tiga figur yang menjadi incaran mereka. Antara lain Menkopolhukam Mahfud MD, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Yenny Wahid, yang tak lain adalah putri kesayangan Gus Dur.

Lagi-lagi tak ada alasan lain mengapa kader-kader NU ini wajib menjadi pilihan kandidat Capres 2024. Mereka ingin mendulang suara dari warga Nahdliyyin yang keberadaannya mayoritas di Tanah Air.

Dendam Masa Lalu

Sejarahnya, NU sudah memiliki kendaraan sendiri untuk politik praktis. Namanya adalah Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB. Partai politik yang didirikan di Jakarta pada tanggal 23 Juli 1998 ini sudah besar. Di kepemimpinan Muhaimin, partai ini terus mengalami kemajuan. Harusnya lebih besar lagi jadi kadernya tak terpecah-pecah seperti sekarang.

Saya dan Anda sudah tahu, begitu sangat panasnya hubungan kader PKB satu dengan lainnya ketika menjelang pemilihan presiden. Hingga sekarang, dua kubu yang mengatasnamakan PKB Muhaimin dan PKB Gus Dur masih terus saling serang. Anda pun sudah paham sejarah mengapa pertikaian dua kubu itu terjadi.

Tapi publik kan tak mau tahu menahu sejarah itu. Apalagi mereka yang non NU. Publik hanya akan menilai sinis dan kritis, bahwa mengapa ko "dendam" masa lalu itu masih terus dirawat hingga saat ini. Sampai kapan? Sampai kiamat?

Yang terjadi, maka nama NU pun ikut terbawa dan jadi korban. Publik bertanya? Apa setidakdewasa itu kader-kader NU berpolitik. Apa tidak ada jalan lain untuk saling menurunkan egoisme masing-masing. Misalnya, melakukan rekonsiliasi. Satukan jalan untuk cita-cita besar NU, bukan untuk ego sendiri. 

So, kader-kader NU di Indonesia begitu banyak yang hebat dan berkualitas. Termasuk di dunia politik. Tapi kader "emas" ini potensinya tak akan pernah naik podium sebagai, setidaknya jadi calon presiden sampai kapanpun. Itu jika di internalnya sendiri masih masih cakar-cakaran. Apalagi ditambah dengan aturan 'presidential threeshold' seperti yang terjadi sekarang ini.

Saya ko yakin, jika kader NU dan semua perangkat-perangkatnya bersatu, maka PBNU, Banser, GP Ansor, Muslimat dan barisan lainnya itu, suatu saat nanti tak perlu lagi capek-capek berdoa dan berharap "kursi" ke pihak yang sudah boleh tidur di Istana. Untuk apa lagi berharap? Wong kader-kadernya sudah berada di posisi strategis.

Saya ko optimis, jika kader NU itu bersatu, maka khittah 1926 NU untuk melepaskan diri dari ikatan politik praktis tetap terjaga dengan kuat. Dan persoalan politik praktis yang dijaga jaraknya itu juga terdukung dan bisa diperjuangkan bersama-sama dengan baik. Dengan itu, kemaslahatan Nahdliyin dan semua warga Indonesia semakin mampu diwujudkan.

Rasa-rasanya ko saya yakin, kalau dua kubu PKB tersebut bersatu dan berhenti bertikai, Gus Dur di alam sana akan lebih tersenyum bahagia. Masak damai gitu aja ko repot? *

 

*Penulis: Moh Ramli, Pegiat Media, Lulusan S2 Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA Jakarta

(Artikel ini telah melalui proses editing yang dipandang perlu sesuai kebijakan redaksi tvonenews.com. Namun demikian seluruh isi dan materi artikel opini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.) 
 

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Pelaku Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan Asyik Melenggang Tanpa Borgol dan Merokok saat Diamankan Bikin DPR Geram

Pelaku Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan Asyik Melenggang Tanpa Borgol dan Merokok saat Diamankan Bikin DPR Geram

Dia pun mempertanyakan standar yang diterapkan anggota Propam ketika mengamankan polisi yang bermasalah.
Pertamina Serius Ciptakan Ekosistem Layanan Kesehatan Berkelanjutan, Ini Buktinya

Pertamina Serius Ciptakan Ekosistem Layanan Kesehatan Berkelanjutan, Ini Buktinya

PT Pertamina (Persero) melalui Yakes Pertamina melakukan gebrakan baru secara internal dengan berkomitmen bangun ekosistem layanan kesehatan berkelanjutan.
Utang Langsung Lunas dan Rezeki Seketika Lancar, Baca Surat ini 21 Kali Pengganti Shalat Dhuha Kata Ustaz Maulana

Utang Langsung Lunas dan Rezeki Seketika Lancar, Baca Surat ini 21 Kali Pengganti Shalat Dhuha Kata Ustaz Maulana

Ustaz Maulana menganjurkan saat punya utang menggunung dan rezeki masih seret bisa rutin membaca surat dalam Al Quran selain rajin mengerjakan shalat Dhuha.
Mencuat! Bekingan Tambang Ilegal Solok Selatan, Buat Kapolri Geram hingga Perintahkan Ini

Mencuat! Bekingan Tambang Ilegal Solok Selatan, Buat Kapolri Geram hingga Perintahkan Ini

Usai terungkapnya insiden tewasnya Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Anshari yang ditembak oleh Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang
Amukan AKP Dadang Iskandar Usai Tembak Mati Kasat Reskrim Polres Solok Selatan: Saya Makan Kau

Amukan AKP Dadang Iskandar Usai Tembak Mati Kasat Reskrim Polres Solok Selatan: Saya Makan Kau

Instansi Polri kembali menyulut perhatian publik usai dua anggotanya kbali terlibat aksi saling tembak menembak di lingkungan Polres Solok Selatan, Sumatera Barat.
Polisi Ungkap Peran Erick Donovan, Si

Polisi Ungkap Peran Erick Donovan, Si "Ustaz" Sakti Penghipnosis, Jadi Eksekutor-Pantau Lokasi

Polisi mengungkap peran Ustaz Sakti bersama lika rekannya saat hipnotis korban.
Trending
Amukan AKP Dadang Iskandar Usai Tembak Mati Kasat Reskrim Polres Solok Selatan: Saya Makan Kau

Amukan AKP Dadang Iskandar Usai Tembak Mati Kasat Reskrim Polres Solok Selatan: Saya Makan Kau

Instansi Polri kembali menyulut perhatian publik usai dua anggotanya kbali terlibat aksi saling tembak menembak di lingkungan Polres Solok Selatan, Sumatera Barat.
Utang Langsung Lunas dan Rezeki Seketika Lancar, Baca Surat ini 21 Kali Pengganti Shalat Dhuha Kata Ustaz Maulana

Utang Langsung Lunas dan Rezeki Seketika Lancar, Baca Surat ini 21 Kali Pengganti Shalat Dhuha Kata Ustaz Maulana

Ustaz Maulana menganjurkan saat punya utang menggunung dan rezeki masih seret bisa rutin membaca surat dalam Al Quran selain rajin mengerjakan shalat Dhuha.
Mencuat! Bekingan Tambang Ilegal Solok Selatan, Buat Kapolri Geram hingga Perintahkan Ini

Mencuat! Bekingan Tambang Ilegal Solok Selatan, Buat Kapolri Geram hingga Perintahkan Ini

Usai terungkapnya insiden tewasnya Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Anshari yang ditembak oleh Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang
Pertamina Serius Ciptakan Ekosistem Layanan Kesehatan Berkelanjutan, Ini Buktinya

Pertamina Serius Ciptakan Ekosistem Layanan Kesehatan Berkelanjutan, Ini Buktinya

PT Pertamina (Persero) melalui Yakes Pertamina melakukan gebrakan baru secara internal dengan berkomitmen bangun ekosistem layanan kesehatan berkelanjutan.
Lupakan Kemenangan atas Arab Saudi, Media Belanda Beri Kabar Buruk untuk Timnas Indonesia Jelang Hadapi Australia pada Maret 2025

Lupakan Kemenangan atas Arab Saudi, Media Belanda Beri Kabar Buruk untuk Timnas Indonesia Jelang Hadapi Australia pada Maret 2025

Jelang hadapi Australia di lanjutan babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia pada Maret 2025 mendatang, media Belanda sampaikan kabar buruk untuk Timnas Indonesia.
Bung Towel Sebut Jay Idzes Kumpulkan Pemain Tanpa Staf hingga Singgung soal Krisis Kepercayaan

Bung Towel Sebut Jay Idzes Kumpulkan Pemain Tanpa Staf hingga Singgung soal Krisis Kepercayaan

Timnas Indonesia berhasil menaklukan Arab Saudi 2-0 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (19/11/2024). 
Tanpa Shin Tae-yong, Jay Idzes Sampai Bilang Begini di Ruang Ganti Jelang Laga Kontra Arab Saudi, Kapten Timnas Indonesia: Ingat Untuk Siapa Kalian Bermain

Tanpa Shin Tae-yong, Jay Idzes Sampai Bilang Begini di Ruang Ganti Jelang Laga Kontra Arab Saudi, Kapten Timnas Indonesia: Ingat Untuk Siapa Kalian Bermain

Suasana ruang ganti Timnas Indonesia penuh semangat setelah Kapten Timnas Indonesia, Jay Idzes menyampaikan hal ini meskit tanpa Shin Tae-yong. Jay Idzes bilang
Selengkapnya
Viral