2024 Baterai Mobil Listrik Mulai Produksi, Bahlil Optimis Indonesia dapat Bangun Ekosistem
- ANTARA
Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia optimis pemerintah dapat mencapai target dalam membangun ekosistem baterai mobil listrik di Indonesia dengan produksi perdana pada awal 2024.
"Tadi kita sudah membuat beberapa formulasi bahwa pembangunan ekosistem baterai mobil terus berjalan dan direncanakan pada 2024 produksi kita sudah mulai berjalan di awal semester pertama 2024 dari (pabrik) yang dibangun oleh LG di Karawang," kata Bahlil di lingkungan istana kepresidenan Jakarta pada Jumat (13/1/2023).
Bahlil menyampaikan hal tersebut seusai mengikuti rapat terbatas (ratas) mengenai pembangunan ekosistem kendaraan listrik yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Yang kedua ekosistem dari hulu ke hilir antara CATL dan LG juga tahun ini sudah mulai konstruksi," ungkap Bahlil.
Sebelumnya perusahaan asal China Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) diketahui telah menggandeng PT Aneka Tambang (Antam) dan Indonesia Battery Corporation (IBC) membangun pabrik baterai senilai 5,97 miliar dolar AS atau Rp85,77 triliun di Maluku Utara. CATL merupakan merupakan produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia dengan pangsa pasar 32,6 persen untuk baterai lithium-ion.
CATL bersama Antam dan IBC akan membangun proyek yang mencakup mulai dari penambangan nikel hingga bahan baterai, daur ulang, dan pabrik baterai mobil listrik dan motor listrik.
"Ini sebagai bentuk kepedulian pemerintah dalam melakukan penataan terhadap pembangunan produk yang berorientasi pada 'green energy' dan 'green industry'," ungkap Bahlil.
Lebih lanjut, pemerintah, menurut Bahlil, sedang mengatur formulasi mengenai kemudahan apa paling pantas dan kompetitif bagi investor agar dapat mendukung ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.
"Jadi ke depan yang kita bangun adalah ekosistem pembangunan EV (electronic vehichle) dan motor itu rata-rata penciptaan lapangan pekerjaan karena hari ini kita tahu beberapa negara lain seperti Thailand banyak sekali memberikan 'sweetener' yang merangsang untuk industrinya dibangun dalam negara mereka. Indonesia tidak boleh kalah," tambah Bahlil.
Apalagi Indonesia mempunyai pasar yang besar.
"Jangan sampai pasar kita dilakukan penetrasinya dengan produk-produk dari luar negeri. Kita harus jaga dan kita juga mampu melakukan penetrasi pasar ekspor,
Load more