Psikolog Forensik Ungkap Jiwa Korsa Bharada E dan Ferdy Sambo Menyimpang, Karena Ini..
- Sumber : kolase tvOnenews.com/Julio Trisaputra/ antara
Jakarta, tvOnenews.com - Sidang pembunuhan berencana yang menewaskan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Psikolog Forensik ungkap jiwa korsa Bharada E dan Ferdy Sambo menyimpang, Selasa (27/12/2022).
Sidang yang telah bergululir kurang lebih sebulan ini telah menyita perhatian publik, karena sejumlah fakta-fakta satu demi satu diungkap di persidangan.
Adapun saksi ahli, Psikolog Forensik ungkap jiwa korsa Bharada E dan Ferdy Sambo menyimpang.
![]()
Kolase foto Mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo dan Bharada Richard Eliezer. (Julio Trisaputa/Antara)
Ahli Psikolog Forensik, Reza Indragiri Amriel menyampaikan jiwa korsa dari Mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo menyimpang. Reza juga menyebut jiwa korsa Richard Eliezer atau Bharada E menyimpang selaku yang menembak mati Brigadir Yosua.
Hal itu disampaikan Reza saat dihadirkan sebagai saksi untuk terdakwa Bharada E dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin 26 Desember 2022.
Pada awalnya, tim penasihat hukum Bharada E meminta Reza mendeskripsikan situasi yang dihadapi kliennya atas pengaruh Ferdy Sambo, Reza menjawab dengan menyinggung soal instumen jiwa korsa yang harus dimiliki anggota kepolisian.
"Peristiwa bahwa klien saya, Richard di bawah pengaruh atau tekanan Ferdy Sambo. Bagaimana ahli menjelaskan situasi dalam tekanan tersebut?," tanya Tim Penasihat hukum Bharada E.
"Pemahaman saya, baik Richard (Bharada E) atau Sambo adalah bagian dari institusi lembaga penegakan hukum. Dalam organisasi kepolisian, ada instrumen yang sangat vital, penting dan krusial yang harus dimiliki personel yaitu jiwa korsa," kata Reza.
![]()
Ronny Talapessy, Kuasa Hukum Bharada Richard Eliezer. (tim tvOne/Muhammad Bagas)
Dia menjelaskan, jiwa korsa merupakan sumber stamina, energi, sumber eksistensi bagi setiap insan kepolisian.
"Jiwa korsa dimanifestasikan dalam perilaku setia kawan, mereka menggunakan kosa kata yang sama, cara berpikir yang sama, mereka menunjukkan ketaatan, kepatuhan, ketundukan dan keseragaman. Itulah jiwa korsa yang harus dimiliki insan kepolisian," ungkap Reza.
Lebih lanjut, Reza menyebut dari beberapa hasil studi didapatkan adanya penyimpangan terhadap jiwa korsa yang disebut sebagai kode senyap atau code of silent. Salah satu bentuk jiwa korsa yang menyimpang ini terlihat dari perintah Ferdy Sambo ke Bharada E untuk menembak Brigadir Yosua
Load more