"Perlu diketahui bahwa selama ini, Putri Candrawathi di Saguling bersama pria-pria yang gagah perkasa, yaitu para ajudan, sopir, dan tukang kebun, tetapi Ferdy Sambo tinggal bersama Daden di rumah Jalan Bangka. Akhirnya setelah dicari putar-putar wilayah Kemang, mereka berbalik arah ke Jalan Bangka, ternyata ditemukanlah si cantik itu," kata Kamaruddin Simanjuntak.
Saat itu, kata Kamaruddin Simanjuntak, entah apa yang terjadi saat sosok si cantik ditemukan oleh Putri Candrawathi dan para ajudan, namun pada ujungnya sosok wanita yang dimaksud keluar rumah Jalan Bangka dalam kondisi menangis.
"Entah apa itu yang terjadi, si cantik keluar dari rumah Jalan Bangka dalam kondisi nangis-nangis gitu. Apakah karena dipukul terus nangis-nangis? apa karena dijambak atau diomeli kita enggak tahu," kata dia.
Menurut Kamaruddin Simanjuntak, yang tahu persis kejadian si cantik menangis itu hanya beberapa orang saja, termasuk Ferdy Sdambo, Putri Candrawathi, dan Brigadir J.
"Yang tahu persis kejadian si cantik menangis itu yang pertama Ferdy Sambo, yang kedua Putri Candrawathi, yang ketiga Koh Elben, yang keempat perempuan itu 'si cantik', yang kelima Brigadir J tapi karena dia sekarang sudah meninggal, yang keenam adalah Matius Marey, selebihnya melihat dari luar," kata Kamaruddin Simanjuntak.
Adapun Richard Eliezer atau Bharada E, kata Kamaruddin Simanjuntak hanya lihat di luar saja.
"Saat itu, Bharada E hanya tahu dari luar. Dia lihat 'si cantik' nangis-nangis, lalu dia mencari sopir dari si wanita itu. Nah itu sebenarnya perlu digali oleh jaksa maupun penyidik sebelumnya, maupun oleh hakim supaya terang masalah ini. Siapa ini wanita yang nangis-nangis ini?" kata Kamaruddin Simanjuntak.
Load more