Jakarta - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi angkat bicara terkait adanya tiga karangan bunga yang terpampang di Balai Kota DKI Jakarta.
Adapun karangan bunga tersebut dikirim oleh perwakilan PT Jakarta Propertindo (JakPro) meminta tolong kepada Prasetyo dan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk diselamatkan dari nepotisme.
Politikus PDI Perjuangan ini menilai karangan bunga tersebut bersifat serius dan perlu ditindaklanjuti. Namun, dia perlu mengetahui terlebih dahulu apa permasalahan internal yang terjadi di JakPro.
"Kalau saya lihat dari foto, ini persoalan serius. Makanya saya harus tahu dulu memangnya ada apa, ada masalah apa di internal," kata Prasetyo saat ditemui di Grand Cempaka, Bogor, Jawa Barat.
Lebih lanjut, Prasetyo mengaku akan menjalin komunikasi dengan Heru Budi untuk membahas kasus ini.
"Nanti akan saya komunikasikan dengan Pj Gubernur. Karena bagaimana pun semua BUMD dan SKPD harus fit mulai saat ini. Mereka harus fokus menuntaskan penugasan-penugasan pemerintah," pungkasnya.
Tiga karangan bunga tersebut bertuliskan pesan permintaan tolong penyelamatan JakPro dari nepotisme.
Berdasarkan pantauan tim tvonenews.com di lapangan, ketiga karangan bunga tersebut tiba di Gedung Balai Kota DKI Jakarta pada Selasa (1/11/2022), pukul 09.00 WIB, yang dikirimkan atas nama Kepala Divisi (Kadiv) baru di JakPro.
"Kami 20 Kadiv baru JakPro mohon maaf telah menjadi bagian dari nepotisme," tulis salah satu karangan bunga tersebut.
Hal mengejutkan juga terjadi, salah satu karangan bunga itu menyatakan bahwa Direktur SDM JakPro M Taufiq adalah pihak yang bertanggung jawab.
"Direktur SDM JakPro biang keladi," tegas karangan bunga tersebut.
Berdasarkan keterangan yang tertulis di karangan bunga, Direktur SDM JakPro M Taufiq dituding hanya bekerja untuk 'si cantik' tanpa menyebut lebih rinci siapa orangnya.
Puluhan Kadiv baru JakPro tersebut pun meminta bantuan Heru dan Prasetyo untuk menempatkan pemimpin yang mau berjuang demi JakPro.
"Tolong selamatkan JakPro!" tutupnya. (agr/ree)
Load more