Sleman, DIY – Taman Wisata Candi (TWC) Ratu Boko di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, akan kembali dibuka pada Sabtu (25/9). Pembukaan dilakukan setelah angka kasus Covid-19 di Yogyakarta menurun dan TWC telah mendapatkan QR Code dari dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
“TWC Ratu Boko telah mendapatkan QR Code dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan mendapat izin operasi secara terbatas dari Satgas Penanganan Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta," kata Direktur Utama PT TWC Edy Setijono di Ratu Boko, Jumat (24/9).
Untuk kesiapan pembukaan TWC esok hari, sejumlah simulasi uji coba pun dilakukan, salah satunya dengan menyiapkan uji coba aplikasi PeduliLindungi, Jumat (24/9).
Dalam simulasi tersebut, pihak pengelola destinasi berbasis cagar budaya itu menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Wisatawan yang akan masuk juga wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
"Baik wisatawan maupun karyawan telah melakukan vaksinasi minimal tahap pertama, suhu tubuh di bawah 37,3 derajat celcius, serta melakukan scan kode batang (barcode) check in dan check out di aplikasi PeduliLindungi saat memasuki dan meninggalkan lokasi," jelas Edy.
TWC Ratu Boko merupakan satu dari empat destinasi di Yogyakarta, yang dibuka pada tahap kedua uji coba ini. Tiga lainnya ialah Hutan Pinus Pengger, Taman Wisata Merapi Park, dan Seribu Batu.
Pembukaan ini menyusul tiga destinasi lain yang telah beroperasi, seperti Hutan Pinus Mangunan, Tebing Breksi dan Kebun Binatang Gembira Loka.
"Pada uji coba pembukaan ini, kuota maksimal TWC Ratu Boko sejumlah 1.700 orang, termasuk pengunjung, karyawan dan pedagang dengan waktu kunjungan pukul 09.00 – 15.00 WIB," terangnya.
Edy berharap, dengan dibukanya TWC Ratu Boko ini, bisa ikut menggerakkan roda perekonomian masyarakat di sekitarnya yang menurun akibat pandemic Covid-19.
“Semoga dengan dibukanya TWC Ratu Boko ini bisa menambah pilihan aktivitas wisata di kawasan Yogyakarta yang aman dan nyaman dikunjungi. Melalui kunjungan wisatawan, tentunya akan berdampak pula pada perekonomian pelaku wisata lainnya," tutupnya. (Andri Prasetyo/mii)
Load more