"Jadi ada kiprah dan peran santri pada saat berperang melawan penjajah," katanya.
Bahkan ia katakan, pada saat itu menggunakan senjata bambu runcing yang terlebih dahulu didoakan Kiai Subchi Parakan Temanggung.
"Misalnya, mereka tidak gentar melawan musuh. Di Surabaya, Resolusi Jihad yang digelorakan Kiai Hasyim Asy'ari membakar semangat pemuda Indonesia melawan Belanda. Di Semarang, ketika pecah pertempuran lima hari di Semarang, para santri juga turut berada di garda depan perjuangan," ujarnya.
“Di tempat lainnya sama. Santri selalu terlibat aktif dalam peperangan melawan penjajah,” sambung Menag menuturkan.
Selain itu, Menag Yaqut juga mengingatkan pada masa ketika Indonesia sudah memproklamirkan diri sebagai negara yang merdeka. Pada saat itu, ia katakan, santri juga tidak absen.
Disebutkannya, KH. Wahid Hasyim, ayah KH Abdurrahman Wahid, adalah salah satu santri yang terlibat secara aktif dalam pemerintahan di awal-awal kemerdekaan.
"Dialah, bersama santri-santri, dan tokoh-tokoh agama lainnya turut memperjuangkan kemaslahatan umat agama-agama di Indonesia," ujarnya.
Bahkan, ia katakan, pascakemerdekaan Indonesia, santri juga lebih semangat lagi memenuhi panggilan Ibu Pertiwi. Mereka tidak asyik dengan dirinya sendiri, tetapi terlibat secara aktif di dunia perpolitikan, pendidikan, sosial, ekonomi dan ilmu pengetahuan, selain juga agama.
Load more