Cirebon, Jawa Barat, 3/6 – Semburan lumpur disertai bau belerang yang sangat menyengat yang terjadi di Desa cipanas dan Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat belum juga terhenti sejak Selasa (1/6) siang hingga kini.
Menurut warga sekitar, sebelum terjadi semburan lumpur yang besar seperti saat ini, awalnya semburan muncul dengan diameter yang sangat kecil. Dengan alat seadanya, warga pun berhasil menutup semburan lumpur tersebut.
Tak berapa lama dari tertutupnya semburan pertama, muncul kembali semburan ditempat lain dengan diameter yang lebih besar dari yang pertama.
Untuk mengetahui kandungan dari semburan lumpur disertai bau belerang, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat, membawa sampel dari semburan lumpur yang terjadi di Desa Cipanas, Kabupaten Cirebon, untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
"Kami mengambil sampel air dan juga tanah lumpur untuk diuji di lab ESDM secara kimiawi," kata Plt Kasi Penambangan dan Air Tanah, Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat Arip Budiman di Cirebon, Rabu, saat meninjau lokasi semburan lumpur di Desa Cipanas, Cirebon.
Arip mengatakan pengambilan sampel air dan tanah di sekitar lokasi letupan lumpur itu untuk memastikan kandungannya, apakah berbahaya atau tidak.
Untuk itu lanjut Arip, pihaknya akan melakukan penelitian terlebih dahulu, agar dapat menghasilkan kepastian secara ilmiah.
"Kita akan bawa ke laboratorium yang ada di Bandung, dan hasilnya diperkirakan paling lama 30 hari," tuturnya.
Menurutnya, dari hasil observasi di lokasi letupan lumpur itu memiliki bau menyengat khas minyak tanah, akan tetapi ini baru secara panca indra penciuman.
"Kalau dari bau yang menyengat ini kaya bau minyak tanah, bukan bau belerang," ujarnya.
usai dilakukan pengambilan sampel material yang ada di semburan lumpur berbau blerang dan minyak oleh dinas ESDM Provinsi Jawa Barat, Perangkat Desa Cipanas dan Pemerintah Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, langsung membuat garis darurat di sekeliling lokasi.
Menggunakan bambu dan memasang tali seadanya disekeliling lubang semburan, sebagai tanda agar masyarakat tidak mendekat ke lokasi hingga ada hasil uji lab yang dikeluarkan dinas ESDM, apakah berbahaya atau tidak.
Selain itu, Pemerintah desa juga melakukan himbauan terhadap warga yang berada sekitar lokasi agar tidak mendekati karena lokasi tersebut berbahaya. (mii/erfan)
Load more