Masyarakat Indonesia masih diselimuti oleh duka yang mendalam setelah tragedi Kanjuruhan yang menelan banyak korban.
Dalam tragedi ini, sebanyak 131 korban meninggal dunia dan ratusan korban luka yang hingga kini masih dirawat di rumah sakit setempat.
Penyebab utama kericuhan yang menelan korban jiwa tersebut diduga karena adanya gas air mata yang dilemparkan sehingga membuat kepanikan pada ribuan suporter yang sedang menonton pertandingan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Namun perlu diketahui, penggunaan gas air mata dalam mengatasi keributan suporter sepak bola bukan yang pertama kali di Indonesia.
Berikut 5 daftar peristiwa penggunaan gas air mata saat pertandingan sepak bola di Indonesia dalam 5 tahun terakhir ini yang telah dirangkum dari beberapa sumber.
1. PSM Makassar VS Bali United
Pertandingan PSM Makassar dengan Bali United berakhir ricuh. Pertandingan yang digelar di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, pada (6/1/2017).
Rasa kecewa atas kekalahan yang menimpa tim PSM Makasar menjadi pemicu dari kerusuhan tersebut. Pertandingan PSM Makassar melawan Bali United berakhir dengan skor 0-1.
Suasana menjadi tidak kondusif setelah banyaknya botol yang dilemparkan ke arah lapangan. Kemudian para pendukung PSM juga dikabarkan memasuki lapangan.
Akibatnya, aparat menggunakan Gas Air Mata untuk membubarkan massa.
2. Arema FC VS Persib Bandung
Pada hari Minggu (15/4/2018), Arema FC menyambut Persib Bandung untuk bertanding di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Meski pertandingan berakhir dengan skor imbang 2-2, namun situasi cukup pelik sebab suporter masuk ke lapangan. Akibatnya, aparat keamanan menggunakan gas air mata untuk mengendalikan massa.
Dalam insiden tersebut, sebanyak 214 orang harus menjalani perawatan dan 1 orang dinyatakan meninggal dunia.
3.Persija Jakarta VS PSIS Semarang
Persija Jakarta meraih kemenangan atas PSIS semarang dengan skor 1-0 pada Selasa (18/9/2018). Pertandingan berlangsung di Stadion Sultan Agung, Bantul, D.I.Yogyakarta.
Insiden dimulai ketika babak kedua pertandingan telah berakhir. Aksi saling ejek antara Jakmania dengan Panser Biru memicu rusuhnya suporter kala itu.
Pagar pembatas antar tribun yang terbuat dari besi berhasil dirobohkan. Suasana yang tak terkendali membuat aparat kewalahan untuk mengkondisikan situasi.
Aparat pun menembakkan gas air mata hingga asap memenuhi tribun di sisi timur dan selatan.
4. PSIM Yogyakarta VS Persis Solo
Pada laga terakhir putaran kedua Liga 2 di tahun 2019, PSIM Yogyakarta dan Persis Solo bertemu di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta yang merupakan kandang dari PSIM Yogyakarta.
Pertandingan berlangsung pada Senin (21/10/2019) yang berakhir ricuh. Keunggulan dipegang oleh Persis Solo dengan kedudukan 2-3.
Memasuki babak kedua, pertandingan antara kedua tim semakin memanas. Banyak tekel yang dilakukan oleh kedua pemain hingga wasit mengeluarkan dua kartu merah untuk pemain PSIM.
Puncak kericuhan berawal dari bench pemain Persis Solo hingga suporter yang memaksa masuk ke lapangan. Suasana sulit dikendalikan aparat, hingga beberapa gas air mata sempat ditembakkan oleh pihak kepolisian.
5. Persis Solo VS PSIM Yogyakarta
Masih tim yang sama, kedua tim bertemu kembali. Kali ini Persis Solo menjadi tuan rumah dari pertandingan kala itu.
Sejumlah suporter Persis Solo berkonvoi di sekitar Stadion Manahan. Namun laskar samber nyawa harus menerima pil pahit di kandangnya sendiri. Lantaran PSIM Yogyakarta dipastikan menang dengan skor 0-1 pada Senin (15/11/2021).
Atas kekecewaan suporter Persis Solo memuncak lantaran tim kebanggaannya kalah. Pendukung mendesak agar manajemen Persis Solo memecat pelatih Eko Purdjianto sambil meneriakkan ‘Eko Out’ hingga memenuh jalan Adi Sucipto.
Anggota kepolisian yang berjaga menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan suporter tersebut. Ratusan suporter kocar-kacir menghindari gas tersebut hingga memasuki gang-gang rumah penduduk.
Berkaitan dengan hal tersebut, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menyebutkan dalam penggunaan gas air mata telah menyalahi aturan FIFA.
Aturan tersebut telah tercantum dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pada pasal 19 huruf b.
“Disebutkan bahwa sama sekali tidak diperbolehkan mempergunakan senjata api atau gas pengendali massa,” tulis Ketua Indonesia Police Watch, Sugeng Teguh Santoso dalam keterangannya pada Minggu (2/10/2022).
Seperti yang terjadi pada Tragedi Kanjuruhan, dirinya menyatakan bahwa polisi sempat menembakkan gas air mata ke arah penonton secara membabi buta. Hingga membuat penonton panik berdesakan ke luar stadion.
“Akibatnya, banyak penonton yang sulit bernapas dan pingsan. Sehingga, banyak jatuh korban yang terinjak-injak di sekitar Stadion Kanjuruhan Malang,” ungkapnya.
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memastikan akan menindak lanjuti arahan Presiden Joko Widodo terkait evaluasi seputar pertandingan pasca adanya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengatakan evaluasi dilakukan selain untuk mengungkap akar persoalan tragedi tersebut, juga untuk perbaikan manajemen PSSI, sehingga kejadian yang mengakibatkan korban jiwa tidak lagi terjadi.
"Setiap perkembangan (evaluasi) yang ada, akan saya laporkan kepada Presiden," kata Iriawan dalam keterangannya yang diterima di Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu mengatakan Presiden memberikan arahan untuk melakukan evaluasi total meliputi manajemen pertandingan, stadion, penonton, waktu dan manajemen pengamanan.
Selain itu, menurutnya Presiden pun memerintahkan pihaknya untuk menginvestigasi secara menyeluruh, termasuk evaluasi penyelenggaraan pertandingan di masa yang akan datang.
Dia pun menyampaikan apresiasi yang tinggi dan rasa terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang memiliki kepedulian tinggi terhadap perkembangan sepakbola di masa mendatang. (Ant/mii/kmr)
Load more