Sebelumnya, Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai meragukan data temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait aliran uang yang diduga hasil korupsi Gubernur Papua Lukas Enembe ke kasino judi di luar negeri.
"Saya jujur, saya ini selalu melindungi pemimpin orang Papua. Karena ketika figur pemimpinnya itu diganggu maka saya meyakini itu ancaman serius bagi orang Papua," katanya, Selasa (20/9/2022).
Dia menjelaskan, dalam konteks yang lebih luas, mengganggu Lukas Enembe bagi dia sama seperti mengganggu tokoh agama Islam. Menurut dia, warga Papua terganggu setelah Lukas Enembe ditetapkan sebagai tersangka.
"Dalam konteks yang lebih luas seperti yang saya sering sampaikan jaga ulama, ustad karena kalau ulama, ustaz itu diganggu, sama saja dengan mengganggu eksistensi agama Islam," ujarnya.
Menurut dia, Lukas Enembe harusnya diberi pembinaan. Bukan hanya bagi Lukas Enembe tetapi juga bagi seluruh warga Papua. Dia juga tak yakin dengan data dari PPATK yang menyebut terdapat transfer uang senilai Rp 560 milyar ke kasino judi di luar negeri.
"Jadi saya itu sebenarnya secara keseluruhan memandang orang Papua itu harus dibina bukan dibinasakan," ujarnya.
Menurut dia, hukum harusnya menjadi langkah terakhir yang ditempuh untuk mengoreksi kesalahan Lukas Enembe. Pembinaan, kata dia, harus menjadi langkah prioritas kepada warga Papua termasuk Lukas Enembe.
"Semua orang Papua, saya tidak bicara spesifik bawa semuanya orang Papua posisinya harus dibina bukan dibinasakan Hukuman itu harus ultimum remedium, langkah terakhir, pilihan terakhir," ungkap mantan Komisioner Komnas HAM.
Load more