Kawan-kawannya atau orang-orang yang pernah bergaul dengan dia selalu menaruh simpati kepadanya. Selain tampan, Pierre juga dikenal sebagai sosok yang sopan dan homoristis.
Ketika Indonesia melakukan konfrontasi dengan Malaysia di tahun 1963, Letda Pierre Tendean ditugaskan di garis depan pertempuran sebagai perwira intelijen yang menyusup ke wilayah Malaysia.
"Seluruh keluarganya, terutama ibu Pierre menjadi sangat prihatin ketika Letda Pierre mendapat tugas khusus menyusup ke daerah Malaysia, diperbantukan kepada Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat yang bertugas di garis depan." tulis Masykuri.
Ibu Pierre yang kebetulan merupakan kawan baik dari mertua Jenderal A.H. Nasution, yang tinggal bersama-sama dengan menantunya di jalan Teuku Umar 40 Jakarta, memberanikan diri memajukan permohonan kepada Jenderal Nasution yang ketika itu menjabat Menko Hankam KASAB, agar puteranya, Letda Pierre Tendean ditarik dari tugas khusus yang sangat berbahaya itu.
Foto: Jenderal Nasution dan Keluarga (Wikipedia)
Permohonan serupa juga diajukan kepada Mayor Jenderal Dendi Kadarsan yang ketika itu menjabat Direktur Zeni Angkatan Darat yang telah dikenal Ibu Tendean sejak puteranya menjadi Taruna ATEKAD di Bandung.
Permohonan lbu Tendean tersebut dikabulkan, Letda Pierre ditarik dari operasi Dwikora. Ia menjadi rebutan antara Jenderal A.H. Nasution, Jenderal Hartawan, dan Jenderal Dendi Kadarsan yang telah mengenal bakat dan kepribadiannya.
Load more