Kisah Pasukan G30S PKI dari Batalyon Jateng dan Jatim yang Membelot ke Jenderal Soeharto Karena Kelaparan
- Dok. Film Pengkhianatan G30S PKI
Begitu mengetahui dari siaran radio pada pukul 14.00 siapa-siapa di balik gerakan itu, Suharto bergerak melancarkan operasi-operasi ofensif.
Seperti yang diketahui, pasukan penyokong G30S PKI yang masuk ke Ibu Kota Jakarta saat itu adalah batalyon 530 dari Jawa Timur dan 454 dari Jawa Tengah.
Pasukan-pasukan ini, dalam kesaksian yang ditulis Suparjo, menceritakan kondisi mereka yang kelaparan karena tidak mendapatkan pasokan makanan akibat kacaunya kordinasi pimpinan operasi militer G30S PKI.
Foto: Mayjen Soeharto, saat pemakaman 6 jenderal dan satu perwira pertama Angkatan Darat. (Dok. Film Pengkhianatan G30S PKI.
Pada jam-jam genting pasca penculikan para jenderal Angkatan Darat, pasukan dari batalyon Jateng dan Jatim tersebut tidak bisa digerakkan hanya karena persoalan belum makan sejak pagi hingga malam.
"Semua kemacetan gerakan pasukan disebabkan diantaranya tidak makan. Mereka tidak makan semenjak pagi, siang dan malam, hal ini baru diketahui pada malam hari ketika ada gagasan untuk dikerahkan menyerbu ke dalam kota. Pada waktu itu Batalyon Jateng berada di Halim. Batalyon dari Jatim sudah ditarik ke Kostrad dengan alasan makanan." ungkap Suparjo.
Disisi lain, pada jam-jam genting itu, Soeharto membuka perundingan dengan pasukan dari Batalyon Jateng dan Jatim tersebut.
"Ia mengutus Mayjen Basuki Rachmat, yang kenal dengan beberapa komandan pasukan ini dari Jawa Timur, Mayjen Sobirin Mochtar, bekas komandan Batalyon 530, dan Kolonel Ali Murtopo." tulis Victor M. Fic dalam bukunya.
Foto: Cuplikan Film Pengkhiatan G30S PKI, suasana di Lubang Buaya saat penemuan jenazah 6 jenderal dan satu perwira pertama Angkatan Darat.
Ketika Basuki Rachmat dan para perwira ini lewat untuk mencari bekas teman-teman mereka itu, para prajurit batalyon itu memberi hormat kepada mereka, bersikap bersahabat tetapi tampak bingung karena tidak tahu apa sebenarnya yang tengah terjadi.
Ketika Soeharto diberi tahu bahwa para komandan kedua batalyon ini pergi ke istana dengan Supardjo pagi-pagi sekali, ia memanggil para wakil komandan kedua batalyon itu ke KOSTRAD.
Load more