"Yang disampaikan oleh Saudara Suharso Monoarfa tersebut merupakan ketidakpantasan dan kesalahan bagi seorang pimpinan partai Islam yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan mengedepankan akhlak mulia, khususnya terhadap para ulama dan kiai yang menjadi panutan umat Islam di Negara Kesatuan Republik Indonesia," demikian sebut 3 Ketua Majelis.
Pernyataan Suharso tentang "amplop kiai" mereka anggap telah memicu kegaduhan.
"Berbagai demonstrasi yang masih berlanjut sampai saat ini dikarenakan sejumlah keputusan DPP-PPP atas hasil forum permusyawaratan partai baik di tingkat musyawarah wilayah maupun musyawarah cabang PPP, serta isu gratifikasi yang dilaporkan sebagai tindak pidana korupsi kepada KPK RI," sebut dokumen tersebut.
Mereka menilai dampak pidato "amplop kiai" menurunkan nama baik PPP.
"Belum pernah terjadi sebelumnya dalam perjalanan sejarah PPP, dan telah menurunkan marwah PPP sebagai partai politik Islam," tegas ketiga Ketua Majelis.
Para Ketua Majelis DPP PPP itu juga menilai, elektabilitas partai berlambang Ka'bah itu tidak naik semenjak Suharso menjadi Ketum, sehingga mereka mendesaknya untuk mundur.
"Mempertimbangkan hal-hal yang kami sampaikan di atas serta masukan informasi dan pandangan sejumlah pihak baik di dalam dan di luar jajaran PPP, maka kami sebagai pimpinan ketiga Majelis di DPP-PPP meminta saudara Suharso Manoarfa untuk berbesar hati mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum DPP-PPP," tegas mereka.
Load more