Pemilik nama lengkap Sayyid Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad Al-Muthahar atau yang akrab disapa Husein Muntahar ini kemudian menjadi salah satu tokoh utama pendiri Pandu Rakyat Indonesia, yang kelak menjadi Gerakan Pramuka.
Bahkan namanya masuk dalam pembentukan dan pembinaan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang beranggotakan pelajar asal berbagai penjuru negeri. Muntahar juga aktif menciptakan lagu. Sebagai seorang komponis handal, sejumlah lagu nasional seperti Dirgahayu Indonesiaku, hymne Syukur, dan Mars Hari Merdeka tercipta dari tangan dinginnya.
Bahkan lagu-lagu kepanduan yang banyak dikenal hingga saat ini merupakan ciptaannya, seperti Gembira, Mari Tepuk, Tepuk Tangan Silang-Silang, Slamatlah, Saat Berpisah, Jangan Putus Asa, hingga Hymne Pramuka.
Pria keturunan Arab-Indonesia ini berasal dari keluarga mapan dan kelompok sayyid yang memiliki garis keturunan kepada Nabi Muhammad. Ia mengenyam sejumlah jenjang pendidikan era kolonial penjajah dan berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada.
Selepas itu pada tahun 1945, Husein Muntahar bekerja sebagai Sekretaris Panglima Angkatan Laut RI di Yogyakarta. Dua tahun kemudian bertugas sebagai pegawai tinggi Sekretariat Negara di Yogyakarta.
Kepiawaiannya menguasai sedikitnya enam bahasa secara aktif mengantarkan ia menjadi Duta Besar RI di Tahta Suci (Vatikan) periode 1969-1973. Selepas itu ia diminta menjabat Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri yang sekarang menjadi Kementerian Luar Negeri.
Husein Muntahar wafat dua bulan jelang ulang tahunnya yang ke-88. Tepatnya pada hari Rabu, 9 Juni 2004, pukul 16.30 WIB karena penyakit tua. Jasadnya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut Jakarta Selatan. (amr)
Load more